Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY memberikan penilaian mengenai wacana penundaan Pemilu 2024.
Dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, menurut AHY, wacana penundaan pemilu sama aja mewacanakan kembali perpanjangan masa jabatan presiden.
AHY mengatakan, wacana tersebut jelas menabrak konstitusi, yakni UUD 1945.
"Mengapa kita ini lagi fokus sama-sama bekerja keras untuk menghadapi Pandemi dan keluar dari situasi ekonomi yang tidak baik ini, kemudian muncul ide-ide ajaib seperti itu," kata AHY, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Senin (28/2/2022).
Baca Juga: Tak Terima Penundaan Pemilu Disebut Atas Dasar Suara Rakyat, AHY: Rakyat yang Mana?
AHY mengungkapkan, demokrasi Indonesia perlu dijaga.
Menurutnya, usul Pemilu 2024 ditunda bukan merupakan ide yang logis.
AHY pun mempertanyakan soal alasan dasar penundaan pemilu tersebut.
"Apa dasarnya? Yang jelas itu tidak sesuai dengan konstitusi kita, bahwa ada masa kepemimpinan yang harus dipatuhi bersama, baik ditingkat nasional, provinsi, sampai dengan kabupaten/kota," ujarnya.
Lebih lanjut, AHY mempertanyakan soal alasan pemilu 2024 yang diklaim sebagai aspirasi rakyat.
Baca Juga: Tak Setuju Pemilu 2024 Ditunda, Pakar Hukum Tata Negara: Pelanggaran Konstitusi yang Telanjang
"Kalau mereka mengatakan itu suara rakyat, pertanyaan saya, rakyat yang mana? Jangan kemudian kita meng-entertain hasrat, ambisi mereka yang ingin melanggengkan kekuasaannya," bebernya.
AHY mengatakan, Partai Demokrat akan terus menyuarakan hal-hal yang dinilai menabrak aturan dan mekanisme.
Partai Demokrat akan memihak rakyat sebab rakat yang paling merasakan dampak baik atau buruknya.
"Berani asalkan itu sesuai dengan kebenaran, bukan melakukan suatu diluar kebenaran. InsyaAllah, rakyat kita juga semakin cerdas dan tidak mudah diombang-ambingkan," jelasnya.
Selanjutnya, AHY menyebut bahwa usulan penundaan pemilu diungkapkan oleh pihak-pihak yang takut kehilangan kekuasaan.
"Ada mereka yang ingin melanggengkan kekuasaannya dan mereka takut kehilangan kekuasaan. Negeri kita mau dibawa kemana kalau diisi, diawaki, dipimpin oleh orang-orang seperti itu," tandasnya.