Imbas Invasi Rusia, Eropa Bersiap Hadapi Gelombang Pengungsi Jutaan Warga Ukraina

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 28 Februari 2022 | 07:42 WIB
Imbas Invasi Rusia, Eropa Bersiap Hadapi Gelombang Pengungsi Jutaan Warga Ukraina
Seorang perempuan membagikan makanan dan minuman kepada sejumlah warga Ukraina yang hendak menyeberang perbatasan Tiszabecs, wilayah perbatasan dengan Polandia. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eropa sedang menghadapi krisis kemanusiaan terparah dalam beberapa tahun menyusul invasi Rusia ke Ukraina dan jumlah warga Ukraina yang mengungsi di dalam negeri bisa mencapai lebih dari 7 juta orang, kata pejabat Uni Eropa.

"Kita menyaksikan tanda-tanda krisis kemanusiaan terparah di benua Eropa kita dalam beberapa tahun. Kebutuhan (pengungsi) terus meningkat saat kita bicara," kata Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis dan Bantuan Kemanusiaan Janez Lenarcic sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, Senin (28/2/2022).

"Jadi untuk situasi kemanusiaan keseluruhan, jumlah pengungsi Ukraina saat ini diperkirakan 7 juta lebih," katanya saat konferensi pers di Brussels usai rapat khusus menteri dalam negeri negara-negara anggota Uni Eropa untuk membahas krisis tersebut.

Mengutip perkiraan PBB, Lenarcic mengatakan sekitar 18 juta warga Ukraina akan terkena imbas konflik, dalam hal kemanusiaan, di negara tersebut atau negara-negara tetangga.

Baca Juga: Ukraina Hancur Dibombardir Rusia, Presiden Zelenskiy: Ini Genosida!

Sekelompok pengungsi Ukraina tiba di stasiun kereta api Zahonyi, lokasi yang berdekatan dengan perbatasan Ukuraina-Hungaria. (Foto: AFP)
Sekelompok pengungsi Ukraina tiba di stasiun kereta api Zahonyi, lokasi yang berdekatan dengan perbatasan Ukuraina-Hungaria. (Foto: AFP)

Sebanyak 7 juta orang Ukraina mengungsi di seluruh negeri dan 4 juta orang menyelamatkan diri ke negara tetangga.

"Kendati perkiraan ini sangat kasar, jumlahnya sangat besar, dan kami harus bersiap untuk keadaan darurat semacam ini, yang menjadi bagian dari sejarah," kata Lenarcic.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI