Suara.com - Vladimir Putin telah memerintahkan militer Rusia untuk menempatkan pasukan pencegahannya, termasuk senjata nuklir, dalam "siaga khusus".
Dia mengatakan kepada kepala pertahanan itu karena "pernyataan agresif" oleh Barat, di tengah kecaman luas atas invasi ke Ukraina.
Dilansir laman BBC, Senin (28/2/2022), pengumuman itu tidak berarti Rusia berniat menggunakan senjata tersebut.
Amerika Serika (AS) segera mengutuk keputusannya menyebutnya sebagai "eskalasi yang tidak dapat diterima".
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Warga Ukraina di Tengah Agresi Rusia: Sudah Banyak Sipil Jadi Korban
Pekan lalu, Putin telah memperingatkan bahwa, "siapa pun yang mencoba menghalangi kami di Ukraina akan melihat konsekuensi yang belum pernah Anda lihat dalam sejarah Anda".
Kata-kata itu secara luas ditafsirkan sebagai sinyal ancaman untuk menggunakan senjata nuklir jika Barat menghalangi jalannya.
Peringatan itu menjadi lebih tajam pada Minggu (27/2/2022), ketika dia memerintahkan menteri pertahanan Rusia dan kepala staf umum militer untuk menempatkan pasukan penangkal nuklir pada "rezim khusus tugas tempur".
Setelah pengumuman Putin, UE mengumumkan serangkaian sanksi dan tindakan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
Mulai dari pembiayaan senjata untuk Ukraina, larangan total pesawat Rusia menggunakan wilayah udara UE, dan membatasi outlet media yang dikelola Kremlin Sputnik dan Russia Today dari wilayah UE.
Baca Juga: Mengenal Senjata Nuklir Rusia, Senjata Mematikan yang Bisa Hancurkan Inggris dalam Hitungan Menit!
Langkah-langkah ini muncul di atas sanksi lain yang telah dijatuhkan oleh negara-negara Barat, yang mencakup pembekuan aset di bank-bank besar dan individu kaya, termasuk Putin sendiri.
Duta Besar AS untuk PBB mengatakan perintah penangkal nuklir Putin menunjukkan bahwa dia meningkatkan konflik Ukraina dengan cara yang tidak dapat diterima.
Gedung Putih mengatakan, Rusia sama sekali tidak berada di bawah ancaman NATO, sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menggambarkan komentar Putin sebagai "retorika berbahaya".
Pergeseran yang sangat umum ke status siaga tinggi adalah cara bagi Moskow untuk mengirim peringatan.
Pindah ke status waspada kemungkinan membuatnya lebih mudah untuk meluncurkan senjata lebih cepat.
Namun, bukan berarti ada niat saat ini untuk menggunakannya.
Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia tetapi juga tahu bahwa NATO juga memiliki cukup untuk menghancurkan Rusia jika mereka digunakan.