Rusia Invasi Ukraina, Video dan Foto Hoaks Bertebaran di Media Sosial

SiswantoBBC Suara.Com
Minggu, 27 Februari 2022 | 14:58 WIB
Rusia Invasi Ukraina, Video dan Foto Hoaks Bertebaran di Media Sosial
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beragam foto dan video beredar di media sosial dan diklaim berasal dari invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi saat ini. Nyatanya, foto-foto dan video-video itu berasal dari peristiwa lain.

BBC memeriksa beberapa foto dan video yang beredar, termasuk rekaman dari konflik sebelumnya di Ukraina atau di tempat lain di dunia, dan gambar pasukan yang sedang latihan.

Platform media sosial seperti Twitter tampaknya bersikap proaktif dalam menghadapi konten yang menyesatkan. Twitter menghapus beberapa video yang terbukti menyesatkan oleh pemeriksa fakta dan peneliti.

Jet phantom

Pada jam-jam awal konflik, beberapa video yang diklaim sebagai operasi angkatan udara Rusia di Ukraina diunggah dan menjadi viral di media sosial.

Baca Juga: Serangan Senyap Peretas Rusia Hujani Ukraina di Hari Invasi

Satu klip, yang kemudian dihapus, menunjukkan sebuah jet tempur terbang di atas daerah perkotaan. Klip tersebut disertai dengan keterangan yang menyiratkan bahwa ia direkam dari konflik Rusia dan Ukraina yang sedang berlangsung.


Rusia menyerang Ukraina:


Jika ditinjau lebih dekat, pesawat itu adalah F-16 Fighting Falcon buatan Amerika, yang belum pernah beroperasi di Rusia maupun Ukraina.

Klip kedua menunjukkan formasi jet tempur dan jet pengebom terbang di atas daerah perkotaan dengan suara sirene yang memperingatkan serangan udara.

Hasil pengecekan BBC menemukan rekaman tersebut menunjukkan persiapan untuk parade militer flypast pada 2020. Sementara suara sirene serangan udara menutupi audio aslinya.

Baca Juga: Sejauhmana Ukraina Bisa Bertahan Menghadapi Serangan Rusia?

Klip video lain mengklaim menunjukkan pasukan terjun payung Rusia mendarat di dekat kota Kharkiv, Ukraina.

Video tersebut sudah dilihat ratusan ribu kali di Twitter, tetapi sebenarnya pertama kali muncul di situs berbahasa Rusia pada 2016.

Klip keempat yang dibagikan secara luas di Twitter dan YouTube, dikatakan merupakan jet Rusia yang ditembak jatuh di atas Ukraina.

Seorang wartawan BBC pernah melihat rekaman ini sebelumnya. Ini adalah pesawat pemerintah Libya yang ditembak jatuh oleh pemberontak di Benghazi pada 2011.

Suara-suara di video itu terdengar bersorak dalam bahasa Arab.

Beberapa gambar tidak menunjukkan operasi tempur sama sekali.

Rekaman ledakan di belakang beberapa blok apartemen diklaim berasal dari kota Mariupol di tenggara Ukraina.

Salah satu akun Twitter yang membagikan klip itu adalah akun mantan duta besar Ukraina untuk AS, Volodymyr Yelchenko.

Versi videonya diunggah ke TikTok pada 29 Januari, di akun yang secara teratur mengunggah foto dan video ledakan.

Menurut keterangan videonya dalam bahasa Rusia, video itu menunjukkan dampak dari sambaran petir di pembangkit listrik dan bukan aksi militer apa pun.

Baca juga:

Warganet juga mempertanyakan warna hijau di pepohonan, karena menurut data yang tersedia suhu rata-rata pada Februari di Mariupol sekitar nol Celcius.

Beberapa pengguna media sosial membagikan gambar yang mengklaim tentara Rusia yang mengibarkan bendera di gedung di kota Kharkiv, Ukraina hari ini.

Keterangan fotonya benar. Gambar itu memang menunjukkan orang Rusia yang sedang mengibarkan bendera di sebuah gedung di Kharkiv. Namun Reverse Image Search menunjukkan bahwa peristiwa itu terjadi pada 2014, selama periode kerusuhan sebelumnya.

Terakhir, video yang dibagikan oleh salah satu akun Twitter berbahasa Mandarin, dengan tulisan "Putin yang hebat telah menyerang Ukraina". Dengan mudah video itu bisa diidentifikasi berasal dari ledakan sebuah gedung pelabuhan di Beirut pada Agustus 2020, yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.

Fakta atau rekaan

Peristiwa yang bergulir dengan cepat menyebabkan gambar-gambar menyesatkan muncul di media sosial.

Gambar-gambar itu mudah dibagikan, seringkali oleh mereka yang percaya bahwa gambar itu asli.

Pengguna media sosial dapat membatasi penyebaran disinformasi dengan mengambil waktu beberapa detik sebelum menekan tombol 'bagikan' untuk mempertimbangkan apakah yang mereka lihat tampak asli dan berasal dari sumber yang mereka percayai.

Sebagian besar kantor berita berusaha keras untuk memverifikasi rekaman sebelum menggunakannya dalam laporan mereka, jadi memeriksa dengan beberapa sumber tepercaya sebelum membagikannya akan membantu mencegah gambar-gambar ini tersebar secara luas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI