Suara.com - Penduduk ibu kota Ukraina, Kiev, terbangun karena suara ledakan dan sirene, serta banyak di antara mereka saat ini mencoba mencari perlindungan atau melarikan diri dari negara itu.
Beberapa orang memilih stasiun metro kota sebagai tempat perlindungan dari serangan udara. Tetapi yang lain mencoba melarikan diri.
Lalu lintas macet di sejumlah jalan raya ibu kota yang mengarah ke arah barat menuju perbatasan Polandia.
Dengan demikian, jalan-jalan Kiev pada Jumat pagi ini ditandai dua aktivitas warganya yang sangat berbeda.
Baca Juga: Serangan Senyap Peretas Rusia Hujani Ukraina di Hari Invasi
Banyak orang masih disibukkan untuk bekerja seperti biasa - berjalan kaki dengan susah payah dan naik bus.
Warga lainnya bergegas ke tempat perlindungan dari serangan udara atau sebagian lainnya berlindung di stasiun metro.
Lainnya membentuk antrean panjang di depan bank-bank, supermarket, serta beberapa pompa bensin.
Beberapa di antaranya melarikan diri ke arah barat dengan mengendarai mobil.
Baca juga:
Baca Juga: Sejauhmana Ukraina Bisa Bertahan Menghadapi Serangan Rusia?
Baca juga:
Rusia menyerang Ukraina:
- Perkembangan terakhir: Pasukan Rusia masuk ibu kota Ukraina, PBB ungkap puluhan korban sipil
- Latar belakang:Mengapa Putin menginvasi Ukraina?
- Dalam peta: Ukraina diserang: Invasi Rusia dalam peta
- Kondisi WNI: 'Sirene bergema, peringatan perang sudah dimulai', cerita WNI di Ukraina
- Reaksi dunia: Ukraina diserang Rusia: Turki kritik NATO kurang tegas sementara China tak salahkan Rusia
'Saya siap bertempur'
Seorang pria menghentikan saya di jalan dan berujar: "Ini perang."
Mark, seorang karyawan swasta bagian penjualan berusia 27 tahun - seperti kami - dibangunkan sekitar pukul tujuh pagi oleh suara ledakan dan sirene.
Dia bertemu seorang perempuan muda menangis di lantai bawah, dan membawanya ke stasiun metro terdekat untuk berlindung.
Sebagai anggota dari 900.000 tentara cadangan Ukraina, Mark mengatakan dia siap dipanggil untuk berperang melawan Rusia.
"Kami tidak punya cara lain," katanya kepada saya. "Kami harus membela negara kami. Dan mungkin mati dalam perang ini."
Baca juga:
- Ukraina perintahkan warganya: 'Tinggalkan Rusia sekarang'
- 'Perang terburuk di Eropa sejak 1945 direncanakan di Ukraina', tuding PM Inggris meski Rusia berkali-kali membantah
- Apa itu 'serangan fitnah' dan apakah akan terjadi dalam konflik Ukraina-Rusia
Mark mengatakan dia siap terbunuh dalam perjuangan demi mempertahankan "setiap milimeter" wilayah Ukraina.
"Hanya satu cara - jika militer kami menemui saya dan mengatakan saya harus mati untuk negara saya, saya akan melakukannya."
'Kami tidak tahu harus berbuat apa'
Di tempat lain, kami bertemu Svetlana, seorang pekerja sekolah yang tengah dalam perjalanan ke tempat perlindungan dari serangan udara.
Setelah dia terbangun saat fajar "ketika ada ledakan", Svetlana menerima telepon dari teman-temannya di Krimea yang dicaplok Rusia, di mana tank-tank Rusia dilaporkan telah menyeberang ke Ukraina.
"Ini perang," kata mereka padanya.
Svetlana dengan cepat mengemasi tas untuk dibawa ke tempat penampungan.
Tas itu berisi odol, sikat gigi, hingga laptop, sehingga dia dapat melanjutkan untuk menyelesaikan gelar masternya di bidang psikologi.
"Kami tidak mengerti apa yang kami lakukan sekarang - kami akan pergi ke tempat di mana kami bisa aman," kata Svetlana.
Tapi dia khawatir tentang keluarganya yang tinggal di Mariupol, kota pelabuhan tenggara di mana pasukan Rusia dilaporkan telah mendarat.
"Saya tidak bisa mengatakan semua yang saya rasakan - tetapi ini sangat, sangat gugup. Saya sangat takut."
Bagi banyak orang, tempat teraman adalah stasiun metro bawah tanah Kiev.
Saya bertemu pasangan dengan anak berusia dua tahun yang mengikuti berita di telepon genggamnya dan mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan.
Mereka takut dan tidak dapat berbahasa Inggris secara lancar. Tapi saya mengerti ketika mereka bertanya kepada saya: "Di mana NATO?"
'Saya ingin keluarga saya jauh dari sini'
Sementara beberapa di antaranya bersembunyi di stasiun metro dan tempat perlindungan dari serangan udara, warga Kiev lainnya mencoba melarikan diri.
Akibatnya lalu lintas di jalan-jalan menuju arah barat ke arah perbatasan Polandia menjadi macet.
Baca juga:
- Ancaman invasi Ukraina: Seberapa besar Putin kerahkan militer Rusia?
- 'Saya siap angkat senjata', video viral di Ukraina hadapi ancaman invasi Rusia
- AS sebut Rusia mungkin akan 'menyerbu bulan depan',siapkah Ukraina hadapi ancaman invasi?
Alex Svitelskyi, 31 tahun, memberi tahu saya bahwa dia ingin orang tuanya keluar dari Kiev. Dia juga mengkhawatirkan saudara perempuannya:
"Saya ingin dia jauh dari sini."
Alex mengatakan berita tentang serangan Rusia tidak mengejutkannya.
"Kami semua tahu bahwa ini akan terjadi cepat atau lambat, dan saya berharap tentara kami siap karena mereka tengah mempersiapkan diri," ujarnya.
"Kami berharap mereka akan bertahan."
Tapi Alex mengatakan dia khawatir jika pasukan Rusia mencapai Kiev, mereka akan melakukan kekejaman terhadap penduduknya, seperti yang dilakukan oleh Nazi di Ukraina selama Perang Dunia Kedua.
Dia bilang dia ingin orang tuanya meninggalkan ibu kota sebelum terlambat.
"Saya ingin mereka meninggalkan Kiev ke beberapa desa, karena akan ada baku tembak dalam waktu dekat."
'Tak ada lagi tempat aman di Ukraina'
Marta Shokalo, editor BBC Ukraina, Kiev
Saya terjaga di malam hari ketika saya mendapat pesan dari seorang rekan tentang pidato Vladimir Putin yang mengumumkan invasi.
Kemudian segera terdengar ledakan. Saya dapat mendengarnya dari rumah saya, dan orang-orang di berbagai bagian kota mulai mengirim pesan ke grup WhatsApp kami, tentang ledakan yang terjadi di dekat mereka.
Menyadari bahwa Kiev yang diserang, bukan garis depan di wilayah timur negara itu, merupakan kejutan besar.
Kini tak ada lagi tempat yang aman di Ukraina.
Ketakutan terbesar bagi warga biasa di sini adalah listrik padam dan internet tidak berfungsi - maka kita akan benar-benar terisolasi.
Ketakutan lain adalah jembatan di atas sungai Dnieper akan diledakkan, membagi bagian timur dan barat kota.
Dan ledakan berlanjut selama sekitar 30 menit.
Saya mendandani putra saya yang berusia 10 tahun. Kami sarapan, duduk sejauh mungkin dari jendela, tetapi dia sangat takut sehingga dia muntah.
Kami membawa lilin dan air ke ruang bawah tanah, yang akan menjadi tempat perlindungan kami jika keadaan memburuk.
Ada antrian membludak di luar supermarket di dekat rumah saya dan banyak ATM yang kehabisan uang.
Beberapa SPBU juga sudah habis dan tutup. Ada suasana panik, dan sekarang kita tahu bahwa seluruh negara sedang diserang.
Jalan-jalan keluar kota terblokir oleh lalu lintas, tetapi ini adalah perjalanan yang berbahaya - duduk dalam antrian lalu lintas yang panjang dan bergerak lambat, Anda dapat dengan mudah kehabisan bahan bakar.
Kereta api beroperasi, tetapi ada banyak orang yang berusaha mendapatkan tempat duduk.
Wilayah udara Ukraina ditutup, di bawah darurat militer yang diumumkan oleh Presiden Zelensky.
Bukan hanya target militer yang telah dihancurkan - kami memiliki foto-foto bangunan tempat tinggal di sejumlah kota di seluruh negeri yang terkena serangan Rusia.
Pengeboman yang dilakukan Rusia telah mempengaruhi semua wilayah negara.
Bahkan di Lviv, di dekat perbatasan Polandia, sirene berbunyi pagi ini dan seorang rekan harus berlindung di tempat perlindungan.
Seorang rekan telah membawa keluarganya keluar dari Kiev dengan harapan menghindari serangan dari udara.
Kawasan pedesaan mungkin lebih aman ketimbang perkotaan, tetapi di negara yang diserang dari utara, timur dan selatan, tidak ada tempat yang benar-benar aman lagi di sini.