Sejauhmana Ukraina Bisa Bertahan Menghadapi Serangan Rusia?

SiswantoBBC Suara.Com
Minggu, 27 Februari 2022 | 14:45 WIB
Sejauhmana Ukraina Bisa Bertahan Menghadapi Serangan Rusia?
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sesulit apa Ukraina mempertahankan diri setelah Rusia memulai serangan? Ukraina kalah dari sisi senjata dan kalah dalam jumlah di segala lini karena Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan investasi yang signifikan dalam modernisasi angkatan bersenjatanya.

Dr Jack Watling, dari Royal United Services Institute, mengatakan: "Menurut saya Ukraina berada dalam posisi yang sangat sulit."

Watling baru saja kembali dari Ukraina dan mengatakan para pemimpin militer negara itu sekarang menghadapi beberapa "pilihan yang sangat sulit".

Para pejabat negara-negara Barat memperkirakan Rusia memiliki hingga 190.000 tentara di perbatasan Ukraina. Jumlah itu lebih banyak dari seluruh tentara reguler Ukraina yang berjumlah 125.600.

Baca Juga: Bagaimana Warga Taiwan Tanggapi Invasi terhadap Ukraina?

Pasukan Rusia sudah melintasi perbatasan dari berbagai penjuru.

Ukraina bakal kesulitan mempertahankan wilayah sepanjang ribuan kilometer di perbatasannya, dari Belarus di utara sampai ke Krimea di selatan. Jika wilayah Ukraina diibaratkan sebuah jam, Rusia bisa melakukan serangan dari arah pukul 10:00 hingga pukul 07:00.

Ben Barry dari International Institute of Strategic Studies (IISS) sekaligus mantan brigadir Angkatan Darat Inggris, mengatakan itu adalah "posisi yang sangat sulit bagi pihak yang bertahan".

Selain itu, Ukraina sudah terancam dari berbagai arah dan kekuatan mereka "tersebar cukup tipis", kata Jack Watling dari Royal United Services Institute (RUSI).

Dominasi Rusia di udara

Perbedaan nyata antara pasukan Rusia dan Ukraina ada di udara.

Baca Juga: Dampak Perang Rusia dan Ukraina, BBM dan Elpiji di Indonesia Naik Imbasnya Sampai ke Berbagai Sektor

Ukraina memiliki 105 pesawat tempur di perbatasan, sementara Rusia memiliki 30, kata Watling. Dia memprediksi Rusia "akan sangat cepat unggul di udara".

Sistem pertahanan udara canggih Rusia, seperti rudal S-400, juga memberikan keuntungan bagi pasukannya. Sebaliknya, Ukraina memiliki pertahanan udara yang lebih tua dan lebih terbatas.

Watling memberi contoh, Israel mampu mempertahankan diri dari berbagai arah. Namun dia menambahkan, hal itu hanya bisa dilakukan karena keunggulannya di udara. Itulah yang tidak dimiliki Ukraina.


Rusia menyerang Ukraina:


Moskow telah mengembangkan doktrin "shock and awe" versi mereka sendiri, dengan artileri roket jarak jauh dan rudal yang terintegrasi, kata Ben Barry.

Hal ini memungkinkan Rusia untuk menyerang pusat komando dan kontrol Ukraina, depot amunisi, angkatan udara, dan pertahanan udara dari jauh.

Serangan itu tampaknya sudah dimulai, yang ditandai dengan serangan rudal jelajah yang menyasar target di dekat ibu kota Kiev.

Watling mengatakan Rusia memiliki persenjataan modern dan kemampuan yang sangat signifikan, seperti rudal balistik Iskander dan sistem rudal balistik.

Baru-baru ini Ukraina menerima pasokan "bantuan militer yang mematikan" dari AS dan Inggris, tetapi sebagian besar berupa rudal udara-ke-udara jarak pendek dan senjata anti-tank.

Singkatnya, Rusia memiliki persenjataan yang lebih baik dan jangkauan yang lebih luas dibandingkan Ukraina.


Dengan keunggulan udara dan senjata jarak jauh Rusia, ancaman bagi pasukan Ukraina adalah mereka akan segera ditembaki.

Kemampuan pasukan Ukraina untuk bermanuver dan mengatur ulang posisi untuk menghadapi serangan Rusia dari arah lain bisa dihentikan, menurut Watling.

Unit-unit khusus Ukraina yang paling terlatih dan memiliki perlengkapan lengkap berada di timur negara itu, dekat garis kendali di Luhansk dan Donetsk - di mana telah terjadi pertempuran sejak 2014.

Para pejabat intelijen negara-negara Barat mengatakan kepada BBC bahwa ada kekhawatiran Rusia dapat mencoba mengepung mereka.

Namun, angkatan bersenjata kini lebih terlatih dan memiliki kelengkapan senjata yang lebih baik ketimbang ketika Rusia menginvasi Krimea.

Barry mengatakan unit-unit khusus dan para tentara telah memperoleh pengalaman pertempuran yang berguna dari pertarungan dengan separatis yang didukung Rusia di timur negara itu.

Namun, dia menambahkan mereka umumnya terlibat dalam perang parit linier dan tuntutan "perang manuver" akan jauh lebih sulit.

Pasukan Rusia mampu bergerak cepat dengan roket dan peluncur misil, serta pertahanan udara. Mereka juga telah mengalami pertempuran yang lebih keras dari invasinya ke Krimea, dan di Suriah.

Bertempur di kota

Jika pertempuran memasuki kota-kota besar dan kecil di Ukraina, hal itu mungkin memberi kesempatan bagi pasukan Ukraina.

Seorang 'pemain bertahan' yang dipersiapkan dengan baik bisa membuat pertempuran di perkotaan menjadi sulit dan berdarah bagi penyerang mana pun - seperti yang ditunjukkan di Stalingrad dalam Perang Dunia II dan baru-baru ini di Mosul, Irak.

Ben Barry percaya bahwa pasukan Rusia pada awalnya mungkin mencoba melewati kota-kota besar dan kecil. Tapi dia yakin sangat tidak mungkin Rusia bisa menghindari pertempuran perkotaan, paling tidak di Kiev, mengingat signifikansi politiknya.

Jack Watling mengatakan jika Ukraina dapat mempertahankan kota-kotanya dengan baik maka mereka mungkin dapat bertahan untuk waktu yang cukup lama.

Senjata anti-tank ringan yang dipasok Inggris (juga dikenal sebagai NLAW) dapat membantu dalam pertempuran jarak dekat, di mana pasukan Ukraina dapat bergerak menggunakan bangunan sebagai tameng. Sejumlah warga sipil juga bisa mengangkat senjata.

Rusia tidak bisa hanya mengandalkan serangan udara dan artileri untuk mengendalikan kota-kota besar dan kecil.

Namun Watling mengatakan Rusia sudah memiliki agen dan detektif di lapangan. Dia mengatakan "akan ada operasi subversi dan tidak konvensional di Kiev untuk mencoba dan mengacaukan pemerintah". Rusia, tambahnya, juga akan mencoba mengepung kota-kota dan menggunakan artileri jarak jauh untuk menargetkan kantong-kantong perlawanan dan kemudian mencoba menggunakan pasukan dan agen khusus untuk "membunuh para pemimpin masyarakat sipil".

Kini Ukraina tengah berjuang untuk kelangsungan hidupnya.

Ukraina sudah terlibat dalam pertempuran dengan pasukan yang didukung Rusia di timur selama delapan tahun terakhir, tetapi ancaman itu sekarang menjadi ancaman bagi seluruh negara.

Setelah mengunjungi Ukraina, Watling mengatakan ada "kekhawatiran untuk bertahan sebagai sebuah negara, tetapi ada pengakuan bahwa mereka tak tertandingi dan pertarungan akan sangat berdarah".


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI