Suara.com - Kamis 24 Februari 2022 bakal dicatat dalam sejarah pecahnya perang di Eropa saat dunia memasuki era revolusi industri 4.0. Rusia menyerang negara tetangganya Ukraina.
Kamis dini hari, ribuan warga Ukraina dikejutkan dengan suara dentingan peluru hingga bom yang menghujam sejumlah wilayah di daerah itu. Baru sehari diserah, sedikitnya 137 warga sipil dan militer Ukraina dilaporkan meninggal dunia.
Kepastian Presiden Vladimir Putin memerintahkan tentara Rusia menginvasi Ukraina menuai reaksi publik hingga berbagai negara. Mayoritas mengecap aksi Presiden Putin, mereka meminta agar perang segera dihentikan demi kemanusiaan.
Namun, dari sekian banyak yang menentang, ada beberapa negara dengan jelas dan tegas mendukung keputusan Vladimir Putin menyatakan perang antara Rusia vs Ukraina. Siapa saja negara itu?
Baca Juga: Apakah NATO Membantu Ukraina Melawan Gempuran Invasi Rusia? Ini Penjelasannya
1. Myanmar
Negara yang tengah dilanda konflik internal buntut kudeta Junta Militer Myanmar menyatakan dukungannya terhadap Presiden Putin atas keputusannya menyerang Ukraina.
Pada Jumat (25/2/2022), Juru Bicara Junta Militer Myanmar, Zaw Min Tun mengatakan, militer Rusia melakukan hal yang benar demi kedaulatan negara mereka.
Diketahui, Rusia disebut-sebut sebagai sekutu sekaligus pemasok utama senjata ke para Jenderal Myanmar yang melakukan kudeta.
"Rusia menunjukkan posisinya kepada dunia sebagai kekuatan dunia," kata Zaw Min sebagaimana diwartawan AFP.
Baca Juga: Mengenal Senjata Nuklir Rusia, Senjata Mematikan yang Bisa Hancurkan Inggris dalam Hitungan Menit!
2. Belarus
Belarus menjadi negara sekutu Rusia paling dekat karena posisi negara itu berbatasan langsung.
Meski Presiden Belarus, Alexander Lukashenko membantah pasukannya ikut-ikutan dalam perang Rusia vs Ukraina, nyatanya puluhan ribu pasukan Rusia bisa 'mangkal' dan bebas bergerak menginvasi Ukraina melalui negara itu.
Bahkan beberapa hari sebelum invasi berlangsung, Belarus bersama Rusia menggelar latihan militer bersama.
3. Suriah
Rezim Suriah yang dipimpin Bashar Al-Assad menjadi bagian yang mendukung Rusia. Dalam percakapannya via telepon dengan Presiden Vladimir Putin pada Jumat (25/2/2022), al-Assad mengklaim bahwa Rusia “tidak hanya membela diri, tetapi membela dunia dan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan.”
“Federasi Rusia akan memberikan pelajaran kepada dunia bahwa negara adidaya tidak hebat hanya dengan kekuatan militer mereka, tetapi dengan menghormati hukum, moral yang tinggi dan prinsip-prinsip kemanusiaan,” kata dia seperti dikutip kantor berita SANA sebagaimana dikutip Anadolu.
4. Venezuela
Dukungan bagi Rusia selanjutnya datang dari kawasan Amerika Selatan, tepatnya Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Selasa (22/2/2022) menyatakan dukungan penuh kepada Rusia dalam menghadapi sikap agresif yang diambil oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Venezuela mengumumkan semua dukungannya untuk Presiden Vladimir Putin dalam membela perdamaian di Rusia, rakyatnya, dan tanah airnya. Semua dukungan kami untuk Presiden Putin!,” tegas Nicolas Maduro sebagaimana dikutip dari TeleSUR, Rabu (23/2/2022).
5. Kuba
Negara selanjutnya yang terang-terangan mendukung Rusia adalah Kuba. Negara ini menyatakan membela Moskow dalam perjuangannya mempertahankan keamanan wilayahnya.
Pemerintah Kuba dalam sebuah pernyataan secara khusus menyoroti sikap Amerika Serikat (AS) yang gencar mengembuskan rumor bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina. Havana menilai Washington telah memanipulasi komunitas internasional.
“AS telah memasok senjata dan teknologi militer, mengerahkan pasukan di beberapa negara di kawasan (Rusia-Ukraina) itu, menerapkan sanksi sepihak dan tidak adil serta mengancam pembalasan lainnya. Secara paralel, AS melepaskan kampanye propaganda anti-Rusia,” kata Kementerian Luar Negeri Kuba.
6. Nikaragua
Nikaragua bersama Kuba dan Venezuela menjadi tiga negara dari benua Amerika yang terang-terangan mendukung Rusia.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Nikaragua Daniel Ortega menyampaikan dukungannya kepada Putin atas keputusannya mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, dua wilayah di Ukraina timur.
Ortega mengatakan, Putin memiliki hak untuk mengambil langkah tersebut.