Suara.com - Pengamat politik Jamiludin Ritonga menilai menyerahnya Giring Ganesha sebagi capres seharusnya disyukuri Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, ia menilai Giring memang tidak layak menjadi capres karena elektabilitasnya yang terus jeblok.
"Giring memang tidak layak menjadi capres. Elektabilitasnya hingga sekarang tetap jeblok," kata Jamiludin kepada Warta Ekonomi.
Padahal, foto Giring sudah terpampang dimana-mana. Namun elektabilitasnya tidak terkerek. Ini artinya, Giring memang tak laku dijual.
Baca Juga: Kader Gerindra Tunggu Jawaban Prabowo Subianto untuk Deklarasi sebagai Capres
Dia menilai mundurnya Giring nyapres tidak akan mempengaruhi elektabilitas PSI. Sebab, untuk mengerek elektabilitasnya saja tidak bisa, apalagi untuk mendongkrak elektabilitas partainya.
"Karena itu, kalau PSI ingin masuk Senayan, seharusnya memilih capres yang tepat. Namun disayangkan, PSI memilih sembilan capres tapi tidak memasukan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Padahal kalau dua nama ini ikut diusung, peluang mendongkrak elektabilitas PSI lebih besar," sarannya.
Sembilan nama yang akan diusung, Emil Dardak, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Muhammad Andika Perkasa, Mochamad Ridwan Kamil, Muhammad Tito Karnavian, Najwa Shihab, dan Sri Mulyani Indrawati. Dari sembilan nama ini hanya dua nama, Ganjar Pramono dan Ridwan Kamil, yang punya elektabilitas tinggi.
"Jadi, PSI dalam mengusung capres terkesan serampangan. Sebagian besar nama-nama tersebut akan sulit dapat mengerek elektabilitas PSI. Hal ini kiranya akan menyulitkan mereka masuk Senayan," tambahnya.
Baca Juga: Anies dan Emil Makan Bareng, PSI DKI Jakarta: Tak Perlu Dikaitkan dengan Politik