Tanggapi Pernyataan Ketum PAN yang Stuju Pemilu Diundur, Said Didu: Silahkan Publik Menilai Orang Ini

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Sabtu, 26 Februari 2022 | 15:46 WIB
Tanggapi Pernyataan Ketum PAN yang Stuju Pemilu Diundur, Said Didu: Silahkan Publik Menilai Orang Ini
Ketum PAN Zulkifli Hasan. (Tangkapan layar/ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Amanat Nasional (PAN) setuju jika Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 ditunda. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan keputusan PAN ini berdasarkan masukan dan aspirasi dari berbagai kalangan.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, ia mengatakan, partainya menilai kondisi masyarakat saat ini masih butuh pemulihan utamanya dalam bidang ekonomi.

Dengan kondisi seperti ini, menurutnya anggaran untuk Pemilu 2024 yang cukup besar dapat dialokasikan untuk masyarakat yang masih merasakan dampak pandemi.

"PAN akan menjalin komunikasi dengan berbagai kalangan, termasuk partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan elemen bangsa lainnya," ujarnya, Jumat, (25/2/2022).

Baca Juga: Minta Elite Hentikan Wacana Penundaan Pemilu 2024, Muhammadiyah: Jangan Tambah Masalah Bangsa

Belum lagi kata dia, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo mencapai 73 persen. Sehingga menurutnya, Jokowi pantas untuk tetap memimpin.

Merespon pernyataan Zulkifli Hasan, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menyebut jika saat ini punlik dapat menilai seorang Zulkifli Hasan.

"Silahkan publik menilai orang ini," ucap Said dilansir dari twitter pribadinya.

Sebelumnya, Wasekjen DPP Demokrat, Jansen Sitindaon bahkan meminta dua mantan presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun gunung.

Keduanya harus memberikan pandangan terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden yang sudah mulai digaungkan sejumlah partai.

Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tetap Moncer Meski Diterpa Beberapa Isu, Pengamat Beberkan Alasannya

"Pendapat saya pribadi, rasanya pak SBY dan bu Mega sebagai 2 mantan Presiden kita yang masih hidup, harus keluarkan pernyataan menolak perpanjangan ini," ucap Jansen dilansir Terkini.id, Jumat (25/2/2022).

Ia takut jika ini benar-benar terjadi, maka konstittusi yang sudah ada akan kembali di otak-atik.

"Yang turunannya meng-otak atik Konstitusi. Jika tidak gerpol-nya terus lanjut ini. 2 hari ini saja sudah seperti paduan suara," lanjutnya.

Kendati demikian, ia menyadari jika SBY dan Mega selalu dicitrakan berbeda haluan politik, namun keduanya adalah dua tokoh nasional yang pernah menjabat sebagai Presiden RI.

"Boleh saja Pak SBY dan Bu Mega dicitrakan media kurang cocoklah dll. Tapi apapun mereka berdua pernah Presiden di Republik ini," ujarnya.

"Yang pasti punya dan berbagi nilai-nilai sama yang telah mereka jaga dan tunjukkan selama ini. Soal ketaatan pada Konstitusi, Demokrasi, Pemilu Reguler," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI