Invasi Rusia ke Ukraina: Perusahaan Barat Putuskan Relasi, Delta Airlines Hentikan Layanan Berbagi Kode dengan Aeroflot

Sabtu, 26 Februari 2022 | 10:30 WIB
Invasi Rusia ke Ukraina: Perusahaan Barat Putuskan Relasi, Delta Airlines Hentikan Layanan Berbagi Kode dengan Aeroflot
Ilustrasi sebuah pesawat milik maskapai Aeroflot. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Invasi Rusia ke Ukraina memicu sanksi dan tekanan dari dunia Barat untuk meninggalkan transaksi bisnis dengan mantan negara adikuasa itu. Beberapa perusahaan Barat memutuskan hubungan dengan Rusia mulai Jumat (25/2/2022). Lainnya, mempelajari bagaimanakah cara melakukannya.

Dikutip dari kantor berita Antara, bisnis olah raga dan hiburan Eropa termasuk yang pertama mengumumkan langkah ini.

Klub Liga Premier Manchester United menarik hak sponsor maskapai penerbangan Rusia Aeroflot, Formula Satu (F1) membatalkan Grand Prix Rusia 2022, dan penyelenggara kontes lagu Eurovision mengatakan Rusia tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam final tahun ini.

"Dimasukkannya entri Rusia dalam kontes (Eurovision) tahun ini akan membawa kompetisi dalam keburukan," kata European Broadcasting Union (EBU) dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Serangan Rusia atas Ukraina, Bagaimana Nasib Nikita Mazepin di F1?

Pembuat gadget Dell Technologies Inc mengatakan pihaknya menangguhkan penjualan di Ukraina dan Rusia, juga terus memantau situasi dengan cermat untuk menentukan langkah selanjutnya.

Aturan baru Amerika Serikat tentang ekspor ke Rusia diumumkan pada Kamis (24/2/2022) mencakup komputer dan Dell menyumbang sekitar 6, persen dari pengiriman komputer ke Rusia pada kuartal terakhir, menurut peneliti IDC.

Maskapai penerbangan Amerika Serikat, Delta Airlines Inc mengatakan tanpa memberikan alasan, bahwa mereka telah menangguhkan layanan berbagi kode dengan Aeroflot.

Konsultan pemasaran Dan Sondhelm mengatakan perusahaan berusaha untuk menyeimbangkan risiko reputasi untuk terus berurusan dengan Moskow dengan kepentingan ekonomi mereka dan kekhawatiran tentang mengganggu beberapa investor mereka.

"Ini akan memakan waktu bagi perusahaan untuk membuat keputusan mereka buat bertindak atau tidak melakukan apa-apa. Dan pengambilan keputusan tidak terjadi dalam semalam, ujar Dan Sondhelm.

Baca Juga: Presiden China Telepon Putin di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina: Atasi Krisis Ini Via Negosiasi

Amerika Serikat pada Kamis (24/2/2022) memberlakukan sanksi terhadap Rusia yang menargetkan lima bank besar Rusia, termasuk Sberbank dan VTB yang didukung pemerintah, dua pemberi pinjaman terbesar negara itu, serta individu kaya, dan mengumumkan langkah-langkah kontrol ekspor baru.

Pada Jumat (25/2/2022) negara-negara anggota Uni Eropa setuju untuk membekukan aset Eropa atas nama Presiden Vladimir Putin dan menteri luar negerinya.

Beberapa ahli dan pengacara mengatakan eksekutif Barat akan berusaha untuk mengakhiri pengaturan komersial, bahkan jika mereka tidak diwajibkan untuk melakukannya, untuk menghindari masalah hubungan masyarakat atau birokrasi yang mencoba menavigasi sanksi di bidang-bidang seperti ekspor teknologi.

"Apa yang akan dilakukan banyak dari mereka hanyalah menjatuhkan pelanggan Rusia. Mereka hanya akan mengatakan "kami tidak akan berurusan" untuk hal ini," kata William Reinsch, Pakar Perdagangan di Pusat Studi Strategis dan Internasional dan mantan Pejabat ekspor Departemen Perdagangan Amerika Serikat.

David Smith, mitra di broker asuransi McGill and Partners di London, mengatakan bahwa bahkan sebelum invasi dan sanksi, dua penjamin emisi telah mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak ingin mengasuransikan perusahaan pelayaran yang beroperasi di perairan Rusia dengan alasan mereka tidak ingin memfasilitasi bisnis dengan Rusia.

"Orang-orang harus semakin memikirkan masalah moral, ini bukan hanya latihan centang kotak," kata Smith.

Merek konsumen Barat yang beroperasi di wilayah tersebut dapat menghadapi serangan balasan. Misalnya, beberapa poster di Facebook menanggapi dengan marah setelah akun terverifikasi untuk McDonald's Corp memposting bahwa mereka menutup restoran di Ukraina, tetapi tidak menyebutkan lokasinya di Rusia.

"Penjajah Rusia, militer, dan anak-anak mereka akan terus menikmati burger. Dan anak saya duduk di tempat perlindungan bom dengan air mata berlinang," jerit salah satu poster, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Vitaliy Skalsky, mengatakan kepada Reuters di Ukraina dalam pesan Facebook--dan permintaan komentar tidak dibalas pihak McDonald's.

Bank-bank Barat dan perusahaan keuangan telah mempelajari implikasi praktis dari sanksi baru, kata beberapa sumber di industri yang diatur secara ketat.

Aturan ini melarang transaksi langsung dengan entitas yang terkena sanksi dan hubungan perbankan "koresponden" yang memungkinkan bank Rusia melakukan pembayaran internasional melalui bank Amerika Serikat.

Tetapi mereka kurang jelas pada bidang-bidang seperti pembelian dan penjualan utang negara Rusia di pasar sekunder, kata seorang sumber senior di sebuah bank besar Eropa yang beroperasi di Negeri Paman Sam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI