Ini Sangat Menakutkan: Warga Ukraina Tak Menyangka Perang Akhirnya Terjadi

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 25 Februari 2022 | 16:33 WIB
Ini Sangat Menakutkan: Warga Ukraina Tak Menyangka Perang Akhirnya Terjadi
Sebuah gedung tampak hancur usai dihantam roket yang dilepaskan tentara Rusia di wilayah timur Ukraina, Kamis (24/2/2022). (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rusia telah melancarkan serangan luas ke Ukraina, menghantam kota-kota dan pangkalan-pangkalan militer dengan serangan udara dan penembakan yang terus-menerus dan berkepanjangan, ketika warga sipil berjejal di kereta dan mobil untuk menyelamatkan diri.

Peringatan: Artikel ini berisi gambar dan konten yang mungkin menganggu sebagian pembaca.

Pemerintah Ukraina mengatakan tank dan pasukan Rusia meluncur melintasi perbatasan dalam "perang skala penuh" yang dapat menulis ulang tatanan geopolitik dan yang dampaknya bergema di seluruh dunia.

“Rusia tidak hanya menyerang Ukraina, tetapi juga menabrak aturan kehidupan normal di dunia modern,” kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.

Dalam sebuah rekaman pidatonya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan 137 orang telah tewas di seluruh Ukraina, termasuk tentara dan warga sipil.

Baca Juga: Ukraina-Rusia: Siapa Orang-orang Penting yang Didengar Putin?

Dia menyebut para korban itu sebagai "pahlawan", dan mengatakan ratusan lainnya terluka.

Presiden Zelenskyy mengatakan meskipun Rusia mengklaim mereka menyerang sasaran militer, kenyataan tempat-tempat sipil juga telah diserang.

"Mereka membunuh orang dan mengubah kota-kota damai menjadi sasaran militer," katanya.

"Itu tindakan dan tidak akan pernah termaafkan."

Dalam melancarkan tindakan paling agresifnya sejak invasi Soviet ke Afghanistan, Presiden Vladimir Putin menangkis kecaman global kepada Rusia melalui sanksi dan mengancam negara asing mana pun yang mencoba mengganggunya akan menerima "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat".

Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina: Hujan Kecaman Pemimpin Dunia

Dari Kamis pagi dan sepanjang sore, sirene terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv, dengan ledakan besar terdengar di sana dan di kota-kota lain.

Antrean orang untuk menarik uang dan membeli persediaan makanan dan air terlihat di Kyiv.

Warga lainnya membanjiri transportasi umum dan turun ke jalan yang sibuk untuk menyelamatkan diri ketika pemerintah mengatakan bekas republik Soviet itu akan menghadapi invasi yang telah lama dinanti-nantikan dari timur, utara dan selatan.

Lalu lintas dari kota-kota besar menuju perbatasan Polandia macet dan negara itu mengatakan sedang mempersiapkan masuknya pengungsi.

Mobil-mobil mengular sejauh puluhan kilometer di jalan raya menuju kota barat Lviv, kata saksi mata.

"Kami takut dibombardir," kata Oxana, terjebak di mobilnya dengan putrinya yang berusia tiga tahun di kursi belakang.

"

 "Ini sangat menakutkan."

"

Ukraina tidak percaya bahwa mereka sedang dilanda perang

Bahkan setelah berminggu-minggu peringatan oleh politisi Ukraina dan sejumlah negara Barat bahwa serangan Rusia sudah dekat, beberapa orang di kota berpenduduk sekitar tiga juta orang itu tidak menganggapnya serius.

"Saya tidak menyangka akan seperti ini. Sampai pagi ini saya yakin tidak akan terjadi apa-apa," kata Nikita, pakar pemasaran berusia 34 tahun, saat menunggu dalam antrean panjang di supermarket dengan botol-botol air yang menumpuk tinggi di troli belanjaannya.

Saat sebuah pecahan misil menembus langit-langit apartemen Mikhail Shcherbakov di Kharkiv, ia baru tersadar bahwa perang, peringatan tentang perang yang didengarnya selama berminggu-minggu, kini telah menghantam negaranya.

"Saya mendengar suara bising dan terbangun. Kedengarannya seperti artileri," kata Mikhail Shcherbakov dari timur laut negara itu.

Dia melompat dari sofa dan berlari membangunkan ibunya, dan sesuatu meledak di belakangnya.

Rudal itu meninggalkan komputer dan cangkir teh di dekatnya yang diselimuti debu, yang menjadi artefak instan dari perang terbaru Eropa.

Layanan darurat di Kharkiv mengatakan seorang anak tewas dalam ledakan itu.

Pejabat pemerintah mengatakan pertempuran di sana terjadi 4 sampai 5 kilometer di utara kota.

Saat rudal menghantam seluruh negeri, beberapa orang langsung panik. Yang lain berpegang teguh pada rutinitas.

"

"Saya tidak takut. Saya akan bekerja. Satu-satunya hal yang tidak biasa adalah Anda tidak dapat menemukan taksi di Kyiv," keluh seorang warga, bahkan ketika sirene serangan udara meraung.

"

Banyak yang tampak tidak yakin bagaimana harus bereaksi.

Jalan utama Kyiv, Khreshchatyk, dipenuhi kecemasan saat orang-orang memeriksa ponsel mereka. Beberapa berjalan dengan anjing mereka atau saling melambaikan tangan dengan sesama warga.

"Saya tidak takut saat ini. Mungkin saya akan takut nanti," kata warga Maxim Prudskoi.

Walikota Kyiv Vitaly Klitschko meminta tiga juta orang di kota itu untuk tinggal di dalam rumah kecuali jika mereka bekerja di sektor-sektor kritis dan mengatakan setiap orang harus menyiapkan tas dengan kebutuhan seperti obat-obatan dan dokumen.

Selama berminggu-minggu, Presiden Volodymyr Zelenskyy telah mencoba untuk menengahi ekspektasi agresi oleh Rusia, bahkan ketika peringatan oleh Amerika Serikat makin mendesak.

Zelenskyy berpendapat bahwa kepanikan akan menyebabkan destabilisasi sosial yang bisa menjadi keuntungan taktis bagi Rusia seperti halnya perkiraan 150.000 tentara yang telah dikumpulkan di perbatasan Ukraina.

Pada hari Kamis (24/02), ketika Presiden memberlakukan darurat militer, warga Ukraina menyadari — dengan terkejut — bahwa segalanya mungkin berubah.

“Saya merasa panik, takut, dan tegang. Saya tidak tahu kepada siapa saya harus meminta bantuan,” kata warga Kyiv, Elizaveta Melnik. "Kami tidak percaya situasi ini akan datang."

Negara-negara Barat dan tetangga Ukraina sedang mempersiapkan kemungkinan ratusan ribu pengungsi akibat invasi.

Kepala badan pengungsi PBB memperingatkan "konsekuensi yang menghancurkan" dari tindakan militer Rusia di Ukraina dan menyerukan negara-negara tetangga untuk menjaga perbatasan mereka terbuka bagi orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengutip laporan bahwa "korban dan orang-orang mulai meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri" tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dalam sebuah pernyataan, dia mengatakan bahwa UNHCR telah meningkatkan operasi dan kapasitasnya di Ukraina dan negara-negara tetangganya, juga tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI