Suara.com - Selama beberapa pekan terakhir, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan penting yang bakal memiliki efek jangka panjang, tidak hanya di Ukraina dan Rusia, tetapi di seluruh dunia.
Siapa saja yang dia ajak berkonsultasi ketika dia membuat keputusan-keputusan penting itu?
Apakah pendekatan militeristik oleh Moskow merupakan hasil pengaruh kuat 'siloviki', sekelompok menteri dan kepala badan keamanan, seperti diungkap sejumlah analis?
Rusia dapat digambarkan sebagai republik super-presidensial: Presiden Vladimir Putin memegang sebagian besar kekuasaan dan semua keputusan penting yang berkaitan dengan aktivitas negara pada akhirnya jatuh ke tangannya secara pribadi.
Baca Juga: Mengapa Rusia Menginvasi Ukraina dan Apa yang Diinginkan Putin?
Namun demikian, bahkan dengan kekuatan yang begitu luas, dia berkonsultasi dengan orang-orang di sekitarnya, terutama mereka yang telah menjadi rekan kerja dalam waktu yang lama dan paling dipercaya.
Di lingkaran itu, sekelompok pejabat dengan latar belakang di bidang keamanan memiliki suara yang amat kuat.
Ada sejumlah badan keamanan dan penegakan hukum di Rusia yang disebut "siloviki" (dari kata "sila" - bahasa Rusia yang berarti kekuatan).
Vladimir Putin sendiri memulai karirnya di salah satunya - KGB, yang pada masa pasca-Soviet menjadi Layanan Keamanan Federal Rusia atau FSB.
Pengaruh "siloviki" telah meningkat sejak Putin berkuasa.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Pengaruhi Saham Asia dan Harga Minyak
Lima besar
Keputusan paling penting untuk kebijakan internal dan luar negeri Rusia biasanya diambil pada pertemuan Dewan Keamanan.
Ini terdiri dari "siloviki" teratas - di antaranya kepala FSB dan Intelijen Asing, menteri dalam negeri, luar negeri dan pertahanan, serta perdana menteri dan pembicara dari kedua majelis parlemen. Total ada 30 orang anggota.
Baca juga:
- Ukraina perintahkan warganya: 'Tinggalkan Rusia sekarang'
- 'Perang terburuk di Eropa sejak 1945 direncanakan di Ukraina', tuding PM Inggris meski Rusia berkali-kali membantah
- Apa itu 'serangan fitnah' dan apakah akan terjadi dalam konflik Ukraina-Rusia
Sekretaris Dewan Keamanan Nikolay Patrushev, Kepala dinas Keamanan Rusia (FSB) Alexander Bortnikov dan Kepala Intelijen Luar Negeri Rusia Sergey Naryshkin semuanya telah mengenal Vladimir Putin selama beberapa dekade.
Mereka telah bekerjasama dengan Putin di St Petersburg, sebelumnya disebut Leningrad, pada 1970-an.
Bersama dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, mereka terdiri dari lima orang yang bisa dibilang paling dekat dengan Vladimir Putin.
Pendapat mereka yang paling dia hargai adalah segala hal yang terkait keputusan kebijakan luar negeri.
Nikolay Patrushev adalah Sekretaris Dewan Keamanan (di mana Putin adalah kepalanya) dan ujung tombak dalam tim presiden.
Dia dan Vladimir Putin kembali ke lembaga yang dulu disebut sebagai KGB di Leningrad, tempat mereka bekerja sama pada 1970-an.
Pada 1999, Patrushev menggantikan Putin sebagai kepala FSB (penerus KGB) dan tetap di posisi ini sampai 2008.
Dia dikatakan sebagai salah seorang yang paling dekat dengan Putin dan mungkin paling sering didengar melebihi orang-orang lainnya.
Atau barangkali bukan dia?
Mungkin orang kepercayaan dan penasihat terdekatnya adalah Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia.
Dia juga memimpin GRU, badan intelijen militer Rusia, yang dalam operasinya, dituduh meracuni mantan agen Rusia, Sergei Skrypal, di Inggris pada 2018.
Shoigu juga diduga dibalik aksi meracuni sosok opososi Rusia, politikus Alexei Navalny di Siberia pada 2020.
Sumber BBC News mengatakan pada 1990-an hubungan antara Putin dan Shoigu biasa-bisasa saja.
Tetapi pada 2000-an, mereka menemukan bahasa yang sama dan menjadi teman dekat.
Mereka secara teratur pergi berlibur bersama ke Siberia, tempat asal Shoigu.
Kepala Dinas Keamanan Rusia (FSB) Alexander Bortnikov bekerja sama dengan Vladimir Putin sejak di KGB.
Bortnikov menjadi kepala FSB pada 2008, menggantikan Patrushev.
Pria ini berada di balik berbagai operasi kontra-intelijen dengan pengalaman puluhan tahun.
Keterangan sumber di dalam FSB menyebutkan bahwa presiden Rusia cenderung mempercayai laporan intelijen yang dia terima dari FSB ketimbang sumber informasi lainnya.
FSB memiliki pengaruh di sejumlah kementerian penegakan hukum lainnya, seperti Kementerian Dalam Negeri dan Kantor Kejaksaan Agung.
Dinas Keamanan Rusia ini juga memiliki pasukan khusus sendiri, yang setara dengan SAS Rusia, di antaranya adalah kelompok elit Alfa dan Vympel.
Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov, berada di sisi berlawanan dari pendekatan Bortnikov dalam hal penggunaan kekuatan dalam hubungan politik (hawkishness).
Salah satu diplomat Rusia yang paling berpengalaman, Lavrov telah memimpin kementerian ini sejak 2004 - hampir dua dekade.
Walaupun dia tidak bekerja sama dengan Putin di dinas keamanan, presiden Rusia disebutkan sangat menghormati Lavrov.
Tidak seorang pun dari lingkaran dalam di kalangan teman-temannya, Lavrov justru mendapatkan rasa hormat ini karena profesionalisme, kerja keras dan hanya dengan tidak membuat kesalahan sepanjang karirnya yang panjang.
Seperti Bortnikov dan Patrushev, Kepala Intelijen Asing Sergei Naryshkin bertugas bersama Vladimir Putin selama di Leningrad.
Meskipun menjadi kepala mata-mata, dia adalah pejabat publik yang relatif dapat memberikan wawancara kepada banyak media, termasuk wartawan BBC Steve Rosenberg.
Mereka yang mengenal secara pribadi Naryshkin akan mengatakan bahwa dia loyal pada Putin dan secara alami seorang perwira, yang terbiasa mematuhi perintah dan mengikuti segala sesuatu yang sudah digariskan.
Latar belakang dinas keamanannya, kecerdasannya yang tajam, dan pengalaman profesionalnya telah membantunya dalam menavigasi orang-orang di lingkaran dalam.
Dan, Vladimir Putin disebutkan mengandalkan laporan intelijen yang disediakan oleh agen-agen Naryshkin.
Baca juga:
- Ancaman invasi Ukraina: Seberapa besar Putin kerahkan militer Rusia?
- 'Saya siap angkat senjata', video viral di Ukraina hadapi ancaman invasi Rusia
- AS sebut Rusia mungkin akan 'menyerbu bulan depan',siapkah Ukraina hadapi ancaman invasi?
Dinamika di dalam Dewan Keamanan
Pertemuan terakhir Dewan Keamanan, yang membahas permintaan pengakuan dua "republik" di Ukraina timur yang dikuasai kelompok separatis, memberikan gambaran tentang dinamika di dalam dewan tersebut.
Wartawan BBC Eropa Timur, Sarah Rainsford, menggambarkan pertemuan itu sebagai bagian dari teater di mana setiap orang memiliki peran.
"Para pejabat paling senior Rusia duduk di setengah lingkaran yang tampak canggung di depan Vladimir Putin, dipanggil satu per satu untuk naik ke mikrofon dan memberi tahu dia apa yang ingin dia dengar," ungkapnya.
Analisa lainnya melihat dinamika kelompok yang kompleks dalam Dewan Keamanan.
"Kita harus memahami bahwa Dewan Keamanan adalah pertemuan orang-orang yang bukan berasal dari satu tim - mereka kemungkinan besar akan berkonflik satu sama lain," kata pengamat dari Carnegie Moscow Center, Alexander Baunov.
"Apa pun yang mereka katakan [dalam pertemuan Dewan Keamanan] bukan hanya ekspresi dari apa yang mereka pikirkan, tetapi upaya mereka untuk tidak kalah dari orang lain di depan Putin."
Pertemuan tersebut menyoroti seberapa besar kendali yang dimiliki Vladimir Putin secara pribadi atas anggota Dewan Keamanan.
Meskipun menjadi kolega dalam waktu yang lama - dan mungkin teman pribadi, Kepala Intelijen Asing Sergei Naryshkin pernah mendapat teguran keras oleh Putin karena tidak "berbicara terus terang" ketika dia menyarankan agar "mitra Barat" harus diberi "kesempatan lainnya" sebelumnya.
Ini jelas membuat Putin kesal, yang menekan Naryshkin untuk menyatakan dukungannya untuk pengakuan segera, yang kemudian disetujui oleh kepala intelijen, tampak sangat membingungkan.
"Naryshkin benar-benar terlihat buruk atas pernyataan Putin ini, dan Putin menggertaknya karena kekacauannya.
"Hal ini memperlihatkan bagaimana dia adalah sosok pelayan bos, dan bukan kroni.
"Mengingat bahwa dia telah menjadi salah satu komentator publik baru-baru ini yang lebih blak-blakan, hal itu juga menunjukkan bahwa Anda tidak mendapatkan pujian untuk loyalitasnya di masa lalu," ujar Mark Galeotti dari Royal United Services Institute for Defense and Security Studies.
Terutama, anggota Dewan Keamanan lainnya tidak merasakan sengatan sebanyak Naryshkin.
Menteri Pertahanan Shoigu, Menteri Luar Negeri Lavrov dan Kepala FSB Bortnikov adalah satu-satunya anggota Dewan Keamanan - beranggotakan 30 orang - yang diminta untuk berbicara dua kali selama pertemuan penting itu.
Lavrov menyatakan dukungan untuk melanjutkan upaya diplomatik, sementara Shoigu dan Bortnikov lebih bersikap frontal dan bersikeras pada pengakuan kepada kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Pertemuan itu juga luar biasa karena disiarkan di TV Negara Rusia - biasanya Dewan Keamanan bertemu secara rahasia.
Siaran itu seharusnya disiarkan langsung, meskipun ada keraguan tentang seberapa asli klaim ini.
Pada pemeriksaan video yang cermat, pengamat melihat bahwa jam tangan dari beberapa yang hadir dalam pertemuan itu tidak sesuai dengan waktu siaran.
Siapa penasehat lainnya
Juga diyakini bahwa selain pejabat keamanan dan menteri luar negeri, Putin mengadakan diskusi satu lawan satu dengan berbagai tokoh penting lainnya di Rusia dan bahkan di luar negeri.
Analis politik Yevgeny Minchenko, yang dikutip secara luas oleh media Rusia, telah mempelajari kalangan elit di Rusia selama bertahun-tahun.
Dia secara teratur menyusun laporan tentang lingkaran dalam Vladimir Putin, yang dia gambarkan sebagai "Politbiro 2.0".
Dalam laporan terbarunya tahun 2021, Minchenko menyebut Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, serta Kepala Perusahaan Minyak milik Negara Rosneft, Igor Sechin sebagai di antara mereka yang dekat dengan presiden.
Miliarder bersaudara Boris dan Arkady Rotenberg juga dikenal dekat dengan Vladimir Putin sebagai orang kepercayaannya dan juga sebagai teman masa kecil Vladimir Putin.
Keduanya disebutkan dalam daftar yang bakaln mendapat sanksi Inggris. Pada tahun 2020, majalah Forbes menobatkan mereka sebagai keluarga terkaya di Rusia.