Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Reza Hariyadi menilai adanya usul perpanjangan masa jabatan Presiden dapat merusak tatanan demokrasi di Indonesia. Bahkan kata dia, kontraproduktif dengan sistem politik di Indonesia
Pernyataan Reza menyusul manuver politik yang dilakukan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang akan menyampaikan aspirasi soal perpanjangan masa jabatan Presiden kepada Presiden Jokowi dari petani di Kampung Libo Jaya, Kandis, Kabupaten Siak, Riau.
Reza juga menyebut langkah Airlangga terkesan mengikuti Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar yang akan menyampaikan aspirasi petani Sawit di Riau agar periode Presiden Jokowi diperpanjang.
"Jika, sampai terjadi perpanjangan masa Presiden. Maka, Airlangga akan dicatat sejarah Partai Golkar dan bangsa ini merusak tatanan demokrasi yang sudah dibangun. Meskipun, ini aspirasi. Harusnya berikan pendidikan politik pada petani. Bahwa itu bertentangan dengan Konstitusi," ujar Reza kepada wartawan, Kamis (24/2/2022) malam.
Baca Juga: Tanggapi Operasi Militer Rusia Terhadap Ukraina, Ini Kata Presiden RI Joko Widodo
Untuk diketahui sebelum Airlangga mengusulkan Pemilu ditunda, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengusulkan Pemilu ditunda selama satu atau dua tahun dan akan segera disampaikan kepada Presiden Jokowi.
Reza menuturkan, pembatasan masa jabatan presiden, harus dilakukan untuk menjaga sistem demokrasi agar berjalan sesuai konstitusi dan mencegah pemerintahan yang otoriter dan korup.
Hal tersebut kata dia juga bertentangan dengan antusiasme masyarakat dalam menyambut Pemilu serentak 14 Februari 2024 mendatang.
"Perpanjangan masa Presiden menjadi kontraproduktif dengan sistem politk di Indonesia. Ini bertentangan dengan antusiasme rakyat menyosong Pemilu Serentak 2024," tutur Reza.
Karena itu kata Reza, seharusnya Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar, menolak aspirasi perpanjangan masa jabatan Presiden. Apalagi kata dia, Partai Golkar sudah matang secara organisasi dan demokrasi internalnya berjalan baik.
Baca Juga: Minta Perang Dihentikan Saat Rusia Invasi Ukraina, Jokowi: Menyengsarakan Manusia dan Dunia
"Jangan dirusak lah. Ikuti Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Presiden itu dibatasi. Tak ada alasan perpanjangan masa Presiden sekarang," papar Reza.
Hal senada dikatakan, Pakar hukum tata negara, Margarito Khamis. Margarito mengatakan, harus mengamendemen konstitusi atau UUD 1945 jika ingin melakukan penundaan pemilu.
Ia menilai, tidak ada landasan hukum untuk menunda pesta demokrasi lima tahunan tersebut, karena telah diatur dalam UUD 1945. Namun, itu bisa dilakukan jika dua partai itu mengubah UUD 1945.
"Silakan saja ubah UUD 1945 atau Presiden Jokowi mengeluarkan dekrit untuk perpanjangan dirinya sebagai Presiden RI. Itu silakan saja. Biar rakyat menilai," kata Margarito.
Untuk diketahui, dua ketua umum partai koalisi Pemerintahan Presiden yakni Ketua Umum PKB Muhamin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengusulkan Pemilu 2024 ditunda.
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar atau cak Imin menerima pelaku UMKM, para pengusaha dan para analis ekonomi dari berbagai Perbankan di ruang Delegasi DPR RI, Nusantara III, Jakarta.
Setelah mendengar berbagai masukan, Cak Imin mengusulkan agar Pemilu 2024 ditunda.
"Dari seluruh masukkan itu saya mengusulkan pemilu tahun 2024 itu ditunda satu atau dua tahun. Agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi freeze (pembekuan ekonomi) untuk mengganti stagnasi selama 2 tahun masa pandemi,” kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/2).
"Ya setahun lah maksimal dua tahun,” tambah Cak Muhaimin.
Sehari setelah Cak Imin mengusulkan Pemilu ditunda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan hal serupa.
Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi soal perpanjangan masa jabatan Presiden kepada Presiden Jokowi dari petani di Kampung Libo Jaya, Kandis, Kabupaten Siak, Riau.
Aspirasi tersebut berkenaan dengan keinginan petani tersebut agar Jokowi kembali memimpin Indonesia sebagai presiden.
Ia mengemukakan, aspirasi itu muncul dari petani dalam sesi tanya jawab dengan Airlangga, saat itu mereka menyatakan ingin adanya keberlanjutan pemerintahan di bawah Presiden Jokowi.
"Aspirasinya kami tangkap tentang keinginan adanya kebijakan berkelanjutan dan juga ada aspirasi kebijakan yang sama bisa terus berjalan. Tentu permintaan ini, yang menjawab bukan Menko, karena Menko tadi menjawab urusan sawit," kata Airlangga dalam keterangannya, Kamis (24/2/2022)
Sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga mengemukakan, harus menerina aspirasi dari para petani tersebut.
"Karena kita punya topi dari parpol, dan hadir di sini anggota DPR RI, oleh karena itu aspirasi masyarakat dari Kabupaten Siak, terutama para pekebun dan petani kami serap. Karena kami ketua umum parpol memang tugasnya menyerap aspirasi rakyat,” kata Airlangga.