Suara.com - Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak menilai pembangunan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, dipaksakan karena durasi pengerjaan selama 54 hari.
"Saya menyesalkan kenapa mesti dipaksakan. Bisa ditunda agar lebih berkualitas," kata Gilbert di Jakarta, Kamis.
Politikus PDI Perjuangan itu juga mengkritik penggunaan bambu yang digunakan sebagai lapisan bawah pembangunan lintasan balap mobil listrik Formula E Jakarta.
"Setelah membabat (pohon) Monas, sekarang menggunakan kayu dan bambu untuk Formula E. Yang mengatakan 'green racing', itu sebuah pembohongan publik yang harus menjadi catatan serius," ucap Gilbert.
Baca Juga: Ditargetkan Rampung dalam 54 Hari, Begini Kondisi Pembangunan Sirkuit Formula E
Sebelumnya, penanggung jawab pembangunan sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Ari Wibowo di Ancol, Jakarta, Rabu (23/2) menjelaskan material bambu digunakan untuk melapisi bawah lintasan karena tahan terhadap air.
Bambu digunakan mengingat dari lima zona konstruksi, zona lima sepanjang satu kilometer merupakan tanah lunak sehingga tergolong sulit dikerjakan.
Di sisi lain, kontraktor harus mengejar waktu mengingat balapan akan diadakan pada 4 Juni 2022 atau 99 hari lagi.
Dia menambahkan sekitar 40 persen konstruksi sirkuit konsentrasinya berada di zona lima itu.
"Jadi, zona lima ini paling sulit dan paling menguras energi dan konsentrasi," ucapnya.
Baca Juga: Bikin Ketar-ketir, Ini 3 Fakta Sirkuit Formula E Indonesia yang Harusnya Dipakai di Bulan Juni
Adapun realisasi pembangunan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara sudah mencapai 28,50 persen hingga Rabu (23/2).
Pengerjaan sirkuit Formula E Jakarta itu saat ini sudah memasuki hari ke-22 dari target sesuai kontrak kerja mencapai 54 hari yang dikerjakan mulai 3 Februari 2022. Sirkuit tersebut berbentuk kuda lumping dengan panjang lintasan 2,4 kilometer. (Antara)