Arkeolog Temukan Kompleks Perburuan Berusia 9.000 Tahun di Yordania

Kamis, 24 Februari 2022 | 16:07 WIB
Arkeolog Temukan Kompleks Perburuan Berusia 9.000 Tahun di Yordania
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Situs ritual di gurun Yordania berisi beberapa “struktur buatan manusia skala besar paling awal di dunia.” Para arkeolog meyakini situs tersebut dulunya digunakan oleh para pemburu rusa.

Para arkeolog menemukan sebuah kompleks kuno di gurun terpencil di Yordania, yang diyakini telah digunakan oleh pemburu rusa hampir 9.000 tahun yang lalu.

Pemukiman yang diyakini menjadi tempat melakukan ritual berburu rusa tersebut adalah bagian dari perkemahan yang telah digali oleh tim arkeolog Prancis dan Yordania pada Oktober 2021.

Tim juga menemukan lebih dari 250 artefak, termasuk dua patung dengan ukiran wajah manusia dan figur hewan yang sangat indah.

Baca Juga: Viral Penemuan Nisan Kuno di 16 Ilir, Ini Hasil Pertemuan Tim Arkeolog Palembang dengan Waskita Karya

Perkemahan di antara yang tertua dari Zaman Batu Patung-patung figur hewan tersebut dipercaya oleh para arkeolog digunakan oleh manusia pada zaman itu untuk memanggil kekuatan supernatural agar berhasil dalam berburu.

Selain artefak, tim juga menemukan dinding batu panjang yang menyatu, yang dirancang untuk menjebak kijang ke dalam kandang.

Dinding-dinding ini dikenal sebagai "layang-layang gurun" dan memiliki panjang beberapa kilometer.

Meskipun layang-layang gurun ditemukan di daerah kering lainnya di Timur Tengah dan Asia barat daya, menurut para ahli, layang-layang gurun yang ditemukan di Yordania diyakini sebagai yang tertua, terawetkan, dan terbesar.

'Layang-layang gurun' adalah struktur manusia paling awal yang diketahui

Baca Juga: Buru Harta Karun Sriwijaya dan Majapahit, Arkeolog: Ini Tak Bisa Dibiarkan

Layang-layang gurun adalah "struktur buatan manusia skala besar paling awal di seluruh dunia yang diketahui hingga saat ini," kata tim Proyek Arkeologi Badia Tenggara (SEBA).

"Mereka membuktikan munculnya strategi perburuan massal yang sangat canggih, tak terduga dalam kerangka waktu awal," tambah SEBA.

Salah satu co-director dari tim arkeologi, Wael Abu Azizer, mengatakan pemukiman ritual tersebut "tidak memiliki saingan di dunia dari Zaman Batu." yas/ha (Reuters, AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI