Suara.com - Beberapa cuitan di Twitter mendadak menyinggung sosok Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Sasmito Madrim. Dalam cuitan itu, Sasmito Madrim diklaim sebagai agen asing untuk merusak jurnalistik di Indonesia.
Cuitan itu diunggah pada Kamis (24/2/2022) pagi pukul 9.14 WIB, oleh akun Twitter bernama Lalita Aurelia @aurelia_lalita.
Sampai Kamis siang pukul 13.40 WIB, belum ada satu pun yang merespons cuitan itu, baik komentar, tanda suka, ataupun disebarkan ulang.
Klaim/Narasi:
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ivan Gunawan Gelar Giveaway Rp 30 Juta dan Motor?
Berikut narasi dalam salah satu cuitan yang diunggah akun Lalita Aurelia:
"SASMITO MADRIM JANGANLAH mjd PROVOKATOR thd masy, INDONESIA MEMERLUKAN PEMUDA YANG JUJUR n TANGGUNG JAWAB utk MEMBANGUN NEGRI niy"
Dalam cuitan itu turut diunggah juga dua foto berikut narasi. Foto pertama atau sisi atas memperlihatkan sosok Sasmito Madrim lengkap dengan narasi: "Sasmito Madrim Pro Terhadap Kepentingan Asing". Di sisi bawah foto itu tertulis: "Sasmito Madrim Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis"
Kemudian di bagian bawah terpampang foto wajah Revolusi Riza yang merupakan eks Sekjen AJI periode 2017-2020. Dalam foto itu tertulis narasi: "Sasmito Agen Asing Untuk Merusak Jurnalistik Di Indonesia, Revolusi Riza".
Lantas benarkah apa yang dituduhkan dalam narasi atau cuitan akun Twitter tersebut?
Baca Juga: CEK FAKTA: Anies Baswedan Ditunjuk Sebagai Kepala IKN Nusantara, Benarkah?
Penjelasan:
Menanggapi kemunculan informasi yang diunggah di Twitter itu. Aliansi Jurnalis Independen langsung membantah dan menyatakan informasi tersebut adalah bohong alias hoaks.
Dalam penjelasan resmi dan pernyataan sikap yang diterima Suara.com, Kamis siang, AJI menyatakan bahwa pernyataan tersebut adalah palsu atau tidak pernah diucapkan oleh Ketua Umum AJI Indonesia Sasmito Madrim.
Lebih jauh, AJI juga mengungkapkan bahwa telah terjadi peretasan pada tanggal 23 Februari 2022 sekitar pukul 18.15 WIB, pada akun-akun medsos dan nomor handphone pribadi Sasmito. AJI pun mengecam dan menyatakan bahwa peretasan dan serangan disinformasi terhadap Ketua Umum AJI Sasmito Madrim ini merupakan ancaman serius bagi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi.
"Praktik tersebut adalah bentuk-bentuk serangan terhadap aktivis dan organisasi AJI yang selama ini memperjuangkan kebebasan berekspresi dan kebebasan pers," bunyi pernyataan AJI.
Berikut pernyataan lengkap AJI Indonesia terkait narasi di Twitter dan kasus peretasan yang menimpa Sasmito Madrim:
Pernyataan Sikap AJI Indonesia
Peretasan dan serangan disinformasi terhadap Ketua Umum AJI adalah ancaman serius bagi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengecam serangan peretasan dan disinformasi terhadap Ketua Umum AJI Indonesia, Sasmito Madrim. Praktik tersebut adalah bentuk-bentuk serangan terhadap aktivis dan organisasi AJI yang selama ini memperjuangkan kebebasan berekspresi dan kebebasan pers.
Peretasan terjadi pada 23 Februari 2022, sekitar pukul 18.15 WIB pada akun whatsapp, Instagram, Facebook dan nomor handphone pribadi Ketua Umum Sasmito. Peretasan terjadi pertama kali di Whatsapp saat dia menerima notifikasi di WhatsApp bahwa nomornya telah didaftarkan pada perangkat lain.
Sekitar pukul 19.00 WIB, peretasan meluas ke akun Instagram dan Facebook miliknya. Unggahan seluruh konten di Instagram dihapus dan peretas mengunggah konten yang menyebarluaskan nomor pribadinya. Sedangkan di Facebook, profile picture diubah dengan gambar porno. Nomor handphone Sasmito diketahui juga tidak bisa menerima panggilan telepon dan menerima SMS.
Usaha untuk mengambil alih akun-akun tersebut telah diupayakan tim keamanan digital. Facebook telah berhasil diambil alih, tapi Instagram dan Whatsapp belum bisa dipulihkan.
Pada 24 Februari 2022, AJI Indonesia memantau terjadi serangan disinformasi yang mencantumkan nama dan foto Ketua Umum AJI Sasmito di media sosial dengan narasi:
- Sasmito mendukung pemerintah membubarkan FPI.
- Sasmito mendukung pemerintah membangun Bendungan Bener Purworejo
- Sasmito meminta Polri menangkap Haris Azhar dan Fatia.
AJI Indonesia menyatakan bahwa ketiga pernyataan tersebut adalah palsu atau tidak pernah diucapkan Ketua Umum AJI Sasmito. AJI Indonesia adalah organisasi yang mendukung dan turut berjuang untuk kebebasan berkumpul dan berpendapat, kebebasan berekspresi, dan hak warga untuk mendapatkan informasi.
Ketiga disinformasi tersebut nyata-nyata mengadu domba AJI Indonesia dengan organisasi masyarakat sipil lainnya, termasuk membenturkan AJI dengan warga Wadas yang sedang berjuang menolak eksploitasi sumber daya alam di kampungnya.
Dengan serangan yang menimpa Ketua Umum Sasmito, AJI Indonesia menyatakan:
- Peretasan dan serangan disinformasi terhadap Ketua AJI Sasmito Madrim adalah upaya teror terhadap aktivis yang memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi.
- Meminta publik untuk tidak mempercayai narasi disinformasi yang beredar di media sosial.
- Meminta publik untuk mendukung AJI Indonesia untuk memperjuangkan kebebasan pers, hak kebebasan berekspresi, berkumpul, berpendapat, dan hak atas informasi.
Jakarta, 24 Februari 2022
Ika Ningtyas
Sekretaris Jenderal AJI Indonesia
Erick Tanjung
Ketua Bidang Advokasi
Kesimpulan:
Selain tidak adanya fakta atau sumber dari narasi dalam cuitan di Twitter tersebut, bantahan sekaligus penjelasan dari AJI Indonesia memastikan bahwa cuitan itu adalah disinformasi alias hoaks belaka.