Rusia Bombardir Ukraina, Putin: Kami memenuhi Permintaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk

Kamis, 24 Februari 2022 | 12:56 WIB
Rusia Bombardir Ukraina, Putin: Kami memenuhi Permintaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk
Ilustrasi Perbatasan Ukraina dan Rusia (VOA Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas. Bahkan kini Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat.

"Saya sudah memutuskan untuk melakukan operasi militer," kata Putin dalam sebuah pernyataan resmi yang disiarkan di televisi, seperti dikutip Suara.com dari Japan Times. Putin juga mendesak militer lawan untuk menyerah terhadap Rusia.

Putin mengklaim, 'operasi militer spesial' dilancarkan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.

Kedua daerah yang melepaskan diri dari Ukraina tersebut baru saja diakui eksistensinya oleh pemerintah Rusia.

Baca Juga: Rusia Mulai Operasi Militer ke Ukraina, Ledakan Sudah Terdengar

Pernyataan Putin ini pun dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba. Lewat cuitannya, Kuleba melaporkan bahwa kota-kota Ukraina sedang dalam serangan oleh pihak Rusia.

Screenshot cuitan Menlu Ukraina soal invasi Rusia. (Twitter/@DmytroKuleba)
Screenshot cuitan Menlu Ukraina soal invasi Rusia. (Twitter/@DmytroKuleba)

"Putin baru saja meluncurkan invasi skala besar terhadap Ukraina. Kota-kota Ukraina yang penuh kedamaian saat ini sedang dalam serangan," ungkap Kuleba.

"Ini adalah agresi. Ukraina akan bertahan dan kami akan menang. Sekarang dunia juga harus menghentikan Putin. Sekarang waktunya beraksi," tegas Kuleba menambahkan.

Eskalasi ketegangan yang terjadi juga ditanggapi dengan pertemuan darurat oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations) pada Rabu (23/2/2022) malam waktu setempat. Bahkan dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sempat menyampaikan permohonan terbuka agar Putin menghentikan rencana operasi militernya ke Ukraina.

"Presiden Putin, tolong hentikan gerakan militermu dalam mengambil alih Ukraina. Tolong berdamai, sudah terlalu banyak orang yang meninggal (akibat konflik ini)," pinta Guterres dalam sebuah video singkat yang belakangan menjadi viral di lini masa Twitter.

Baca Juga: Izinkan Operasi Khusus di Donbass, Putin Suruh Militer Ukraina Pulang

Footage ledakan yang terjadi di Ukraina setelah invasi Rusia. (Twitter/@Marchfoward)
Footage ledakan yang terjadi di Ukraina setelah invasi Rusia. (Twitter/@Marchfoward)

Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy juga sempat meminta Rusia untuk menghentikan rencana operasi militer tersebut, meski kenyataannya permintaan tersebut tidak dikabulkan oleh Rusia.

"Siapa yang bisa menghentikan (perang)? Orang, dan mereka ada di antara Anda semua, saya yakin," ungkap Zelensky. Ia juga mengaku sudah berusaha menghubungi Putin, tetapi Zelensky mengaku tidak ada balasan dan hanya diam.

Di sisi lain, invasi militer oleh Rusia di Ukraina sudah tidak bisa dihindari. Lini masa media sosial juga diramaikan dengan perkembangan terkini termasuk footage yang memperdengarkan suara ledakan di Kiev, ibu kota Ukraina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI