Kepuasan Kinerja Jokowi Meningkat, Pengamat: Padahal Banyak Rakyat yang Susah

Kamis, 24 Februari 2022 | 11:57 WIB
Kepuasan Kinerja Jokowi Meningkat, Pengamat: Padahal Banyak Rakyat yang Susah
Presiden Joko Widodo berpidato dalam Sidang Pleno Khusus Penyampaian Laporan Mahkamah Konstitusi Tahun 2021 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (10/2/2022). (Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Ujang Komarudin menanggapi soal hasil survei Litbang Kompas yang menyebut kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) meningkat.

Dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Ujang merasa aneh terkait hal tersebut.

Diketahui, dalam survei Litbang Kompas, peningkatan Jokowi dan Ma'ruf Amin meningkat pesat di akhir Januari 2022.

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi mencapai angka 73,9 persen.

Baca Juga: Elektabilitas Prabowo Meroket, Loyalitas Kepada Jokowi Disebut Jadi Penyebabnya

Ujang mengaku merasa aneh terkait hal tersebut.

Sebab, menurutnya kondisi ekonomi masyarakat masih belum stabil.

Bahkan, masyarakat dihadapkan pada masalah kebutuhan pokok yang tak kunjung selesai.

Selain itu, kebijakan pemerintah seperti Jaminan Hari Tua (JHT) yang menuai kontroversi.

"Itu kok bisa tingkat kepuasan meningkat?" kata Ujang, seperti dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga: Soal Kepala Otorita IKN, Jokowi Disebut Bakal Pilih yang Direstui Megawati

Menurut Ujang, siapapun yang mendengar kabar terkait kepuasan kinerja Jokowi pasti akan kaget.

"Surveinya ditinggikan, agar seolah-olah rakyat percaya pada pemerintahan Jokowi. Siapapun akan kaget dengan tingginya kepuasan publik tersebut," jelasnya.

"Padahal di bawah, banyak rakyat yang susah dan kecewa," tandasnya.

Selain itu, ia juga menyinggung mengenai wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

"Banyak masyarakat mulai kecewa kok, karena harga bahan pokok belum turun. Ini malah tingkat kepuasan meningkat? Ya, mungkin ya, mungkin saja ada agenda itu (memperpanjang masa jabatan presiden)," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI