Resmi! DPR Sahkan Banjarbaru Gantikan Banjarmasin Sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan

Rabu, 23 Februari 2022 | 23:24 WIB
Resmi! DPR Sahkan Banjarbaru Gantikan Banjarmasin Sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan
Ilustrasi ketok palu. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banjarmasin kini tidak lagi menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Status ibu kota dialihkan ke Kota Banjarbaru.

Pemindahan ibu kota dari Banjarmasin ke Banjarbaru itu tertuang dalam Pasal 4 Undang-Undang tentang Provinsi Kalimantan Selatan.

Adalun bunyi Pasal 4 sebagai berikut:

"Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan berkedudukan di Kota Banjarbaru," bunyi Pasal 4 mengutip draf UU tentang Provinsi Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Festival Budaya Dayak Maanyan Warukin di Kalimantan Selatan

Diketahui UU tentang Provinsi Kalimantan Selatan belum lama disahkan DPR dalam rapat paripurna 15 Februari 2022. Pengesahan UU itu bersamaan dengan pengesahan UU tentang beberapa provinsi lainnya.

Untuk diketahui, DPR RI melakukan pengesahan terhadap 8 rancangan undang-undang (RUU) sekaligus dalam satu hari lewat rapat paripurna DPR pada hari ini.

Ketua DPR RI Puan Maharani menganggap pengesahan tersebut merupakan bukti bahwa DPR terus menjalankan fungsi legislasinya, kendati masa pandemi masih terus berlangsung.

“Dalam sehari, DPR mengesahkan 8 RUU menjadi undang-undang yang semuanya merupakan usul inisiatif DPR. Di masa pandemi, DPR berupaya untuk tetap produktif menghasilkan UU," ujar Puan, Selasa (15/2/2022).

Puan berujar DPR tidak boleh menjadikan pandemi sebagai alasan untuk tidak produktif dalam menyalurkan aspirasi rakyat lewat legislasi.

Baca Juga: Pemerintah Memperluas Layanan Telemedisin, akan Hadir di Balikpapan dan Banjarmasin

Adapun tujuh undang-undang yang turut disahkan merupakan undang-undang terkait provinsi.

Mulai dari UU tentang Provinsi Sulawesi Selatan, UU tentang Sulawesi Utara, UU tengang Provinsi Sulawesi Tengah, UU tentang Provinsi Sulawesi Tenggara, UU tentang Provinsi Kalimantan Selatan, UU tentang Provinsi Kalimantan Barat, dan UU tentang Provinsi Kalimantan Timur.

Puan mengatakan DPR RI concern terhadap penataan sistem hukum Indonesia. Terutama kata dia dalam memberikan landasan hukum yang kuat bagi provinsi-provinsi agar sesuai dengan UUD 1945.

"Karena sebelumnya pembentukan provinsi di Indonesia masih berdasarkan pada UUDS tahun 1950 yang sudah tidak cocok dengan konsep otonomi daerah saat ini,” kata Puan.

Melalui pengesahan itu diharapkan tujuh undang-undang terkait provinsi dapat menjawab perkembangan, permasalahan, dan kebutuhan hukum pemerintah daerah serta masyarakat. Puan berharap roda pemerintahan daerah juga semakin lebih baik serta mendorong percepatan kemajuan daerah.

“Undang-undang provinsi ini diharapkan dapat semakin menguatkan otonomi daerah, memacu pembangunan wilayah, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Sementara itu, satu lagi RUU yang disahkan menjadi undang-undang, yakni UU tentang Keolahragaan.

Keberadaan UU Keolahragaan diharapkan dapat meningkatkan pembangunan nasional, tercapainya kualitas kesehatan dan kebugaran masyarakat dalam bidang olahraga.

“Demikian juga agar UU tentang Keolahragaan memberikan dasar hukum dan solusi terhadap kekisruhan organisasi, serta tata kelola dan pembinaan keolaharagaan yang akan berdampak pada kualitas dan prestasi olahraga nasional,” kata Puan.

Puan optimis UU yang mengakomodir sistem keolahragaan yang terencana, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan itu akan melahirkan bangak atlet-atlet hebat di masa mendatang.

“UU ini juga memastikan perbaikan iklim keolahragaan sekaligus pemerataan akses dan pemenuhan infrastruktur keolahragaan untuk masyarakat,” tutur Puan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI