Suara.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merespons usulan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang meminta Pemilu 2024 ditunda satu hingga dua tahun. Partai berlambang kakbah tersebut menyatakan perlu mengkajinya terlebih dahulu.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Achmad Baidowi.
"Kami masih mengkaji usulan itu," kata pria yang akrab disapa Awiek saat dihubungi, Rabu (23/2/2022).
Awiek menyampaikan, memang harus diakui kekinian Indonesia harus fokus terhadap pemulihan ekonomi setelah dua tahun terakhir dihajar Pandemi Covid-19.
Sementara, memang menurutnya, jika melihat anggaran yang diajukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebesar Rp 84 Triliun untuk penyelenggaran Pemilu 2024 dianggap terlalu besar.
"Jika melihat anggaran pemilu yg diajukan KPU sebesar Rp 84 triliun itu besar banget untuk ongkos demokrasi. Namun, jika anggarannya masih bisa dirasionalkan maka pemilu bisa sesuai jadwal," ungkapnya.
Lebih lanjut, Awiek mengatakan, dalam sejarah pemilu pernah dimajukan atau pun diundur pelaksanaannya. Namun PPP akan mengkaji dulu adanya usulan tersebut.
"Meskipun dalam sejarah kita, pemilu dimajukan dan diundur juga pernah terjadi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketum DPP PKB, yang juga Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar mengusulkan Pemilu 2024 diundur selama satu atau dua tahun. Cak Imin, sapaan Abdul Muhaimin Iskandar, menilai momentum perbaikan ekonomi tidak boleh terganggu dengan adanya pemilu.
Baca Juga: Usulkan Pemilu 2024 Ditunda, Cak Imin akan Bicara dengan Jokowi dan Menemui Ketum Parpol
"Saya mengusulkan pemilu 2024 ditunda satu atau dua tahun," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2/2022).
Menurutnya, momentum perbaikan ekonomi yang sudah mulai berjalan usai dua tahun dihajar pandemi covid tidak boleh menjadi terhenti atau membeku.
"Ditunda satu atau dua tahun agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi Freeze untuk mengganti stagnasi selama dua tahun masa pandemi," tuturnya.
Cak Imin menjelaskan, pelaku bisnis juga sudah menyampaikan masukan bahwa 2022-2023 akan ada tren dan momentum perbaikan ekonomi yang luar biasa.
Selain itu, dia juga banyak menerima masukan dari berbagai macam kunjunhan daerah. Banyak yang menyatakan pandemi telah membuat stagnansi dua tahun ekonomi, sosial, politik hingga pendidikan.
"UMKM mengalami masa sulit tetapi saya bilang tidak hanya ekonomi, sosial pendidikan juga mengalami staganansi dua tahun. Dari kunjungan saya ke daerah dan melihat prospek yang sangat politis ke depan ini momentum ini tidak boleh diabaikan, momentum yang baik-baik ini ke depan tudak boleh diabaikan," tuturnya.
Lebih lanjut, Cak Imin menilai juga dalam penyelenggaraan pemilu, selalu terjadi tiga masalah yakni, pembekuan agresifitas ekonomi, uncertainly economy, hingga ekspolitasi ancaman konflik.