Lantas AM berkomentar mengenai kata paling bawah dalam kalimat tersebut soal pegangan. Menurut dia, itu bukan merupakan tindakan yang harus dilakukan.
"Artinya ini hanya berupa pengumuman saja. Menjadi pegangan, jadi bukan suatu intruksi yang harus dilakukan seperti juga mengintruksikan ke laskar kalau di zaman FPI itu untuk berangkat ke daerah bencana itu diintruksikan," ucap AM.
Kemudian, pada poin kelima yang dibacakan JPU, AM menyebut tidak ada kata ISIS sama sekali. Menurut dia, FPI hanya menyoroti seruan Syekh Aiman Az Zhowahari dan Abu Bakar Al Baghdadi terkait perisiwa di Suriah.
"Jadi di poin Lima ini tidak ada mendukung ISIS itu dulu ya," lanjut AM.
AM melanjutkan, di Suriah terjadi pengeboman tempat ibadah hingga pembunuhan kepada ulama. Artinya, maklumat itu sama sekali bukan menyatakan dukungan kepada ISIS.
"Jadi kami meminta bersatu lah jangan sampai mereka saling bertikai saling membunuh. Kira-kira seperti itu. Itu arahnya persatuan, bukan mendukung ISIS. Jadi kalau mendukung ISIS harus disebut kalimat di situ," tegas AM.
"Baik, sebenarnya kami tidak mengatakan tentang ISIS, tetapi terkait Abu Bakar Al Baghdadi itu siapa?" tanya JPU.
"Saya tidak tahu, hanya belakangan saja di-omongin sebagai khilafah pas lagi ramai itu mulai diberitakan tahun 2015. Yang dia mengaku dirinya sebagai khilafah," ucap AM.
"Khalifah apa?" kata JPU.
Baca Juga: Ketua Joman Jadi Saksi Dalam Sidang Munarman: Saya Punya Sejarah Berkawan Dengan Munarman
"Ya, dia mengaku seolah-olah mengaku sebagai pemimpin umat islam," pungkas AM.