Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk selalu berbenah diri sebagai salah satu pilar utama penanganan bencana. Pasalnya, sebagai negara yang dilingkari cincin api, maka risiko akan bencana akan selalu menghantui masyarakat Indonesia.
Pertama, Jokowi meminta budaya kerja BNPB itu mesti selalu siaga, antisipatif, responsif dan adaptif. Menurutnya budaya kerja seperti itu penting untuk menghadapi bencana yang datangnya tidak pernah terduga.
Ia mencontohkan pada pandemi Covid-19 yang belum pernah terjadi di Indonesia. BNPB harus bisa menjalankan budaya kerja tersebut agar mengurangi risiko yang buruk bagi masyarakat.
"Semua ketidakterdugaan itu harus kita tangani untuk memperkecil risiko bagi masyarakat, bangsa dan negara," kata Jokowi saat berpidato secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga: Jokowi Beri Penghargaan Tinggi Bagi BNPB Atas Penanganan Pandemi Covid-19
Kedua, Jokowi meminta agar orientasi pada pencegahan mesti diutamakan. Meski ada bencana yang tidak bisa dicegah, namun masih ada juga yang bisa diminimalisir seperti banjir dan longsor.
Pencegahan tersebut bisa dilakukan dengan melakukan penghijauan maupun penanaman vegetasi.
"Pelestarian lingkungan, bendungan pendalaman sungai dan saluran air dan lain-lain. Ini harus dilakukan secara sinergis antara BNPB dengan kementerian lembaga terkait termasuk pemda dan masyarakat," tuturnya.
Ketiga, Jokowi juga meminta adanya peningkatan pada infrastruktur untuk mengurangi risiko bencana. Semisal membuat vegetasi penghambat ombak tsunami. Hal tersebut ia sampaikan dikarenakan perubahan iklim yang akan semakin mengerikan.
Keempat, BNPB disebutnya harus aktif mengajak seluruh aparat pemerintah pusat maupun daerah supaya semua program pembangunan harus berorientasi pada penanggulangan bencana.
Baca Juga: Kepala BNPB Sebut Omicron Tak Sefatal Varian Delta, tapi Bahaya bagi Tiga Orang Ini
"Perizinan-perizinan usaha yang dikeluarkan harus mempertimbangkan risiko bencana, pembangunan infrastruktur harus mengurangi risiko bencana, bukan menambah risiko bencana, sering kita bangun lupa mengenai ini pengarusutamaan kebijakan tangguh bencana harus terus diutamakan," ucapnya.
Terakhir, Jokowi meminta BNPB untuk membangun sistem edukasi kebencanaan terutama di wilayah-wilayah rawan bencana. Menurutnya hal tersebut penting untuk membangun kesadaran masyarakat akan kebencanaan.
"Budaya sadar kebencanaan harus dimulai sejak dini dari setiap individu-individu dari keluarga, komunitas, sekolah sampai lingkungan masyrakat, gali berbagai kearifan lokal di masyarakat, latih masyarakat untuk tanggap menghadapi bencana, lakukan latihan, simulasi setiap saat jangan menunggu sampai datang bencana."