Suara.com - Curhatan warganet di Twitter atau yang kerap disebut sender mengenai psikiater menjadi viral. Sender ini bercerita hampir menonjok koas (dokter muda) psikiatri di UGD.
Kisah ini menjadi sorotan setelah dibagikan oleh akun Twitter @tubirfess. Akun ini membagikan tangkapan layar percakapan sender ini dengan sejumlah warganet mengenai pengalaman konsuling yang tidak mengenakkan di rumah sakit.
"Haduh gimana yah shay," tulis akun ini sebagai keterangan TikTok seperti dikutip Suara.com, Selasa (22/2/2022).
Dalam tangkapan layar, sender ini bercerita dibawa ke UGD setelah melakukan percobaan bunuh diri. Ia kemudian ditangani oleh seorang pria yang sedang koas di RSUP Dr Sardjito.
Baca Juga: Lagi, Ceramah Ustaz Khalid Basalamah Bikin Geger, Sebut Pajak Haram!
Penanganan dokter muda itu terkait kondisi kejiwaannya yang sedah rapuh sangat tidak mengenakkan. Pasalnya, sang dokter justru tidak habis pikir bagaimana dirinya bisa depresi padahal memiliki latar pendidikan yang bagus.
"Pas dibawa ke UGD abisnya lagi suicidal banget, gue hampir nonjok koas psikiater UGD Sardjito. Soalnya dia nanya pertanyaan tolol, 'Kamu kan kuliah di UGM, ipk juga bagus, kok depresi?'," curhat sender ini.
Sontak, pertanyaan itu membuat geram sender ini. Ia yang seharusnya mendapatkan penanganan baik mengenai depresi, justru mendapatkan penanganan yang membuatnya semakin merasa buruk.
Kisahnya itu kemudian ditimpali oleh warganet lain. Warganet ini membeberkan jika dirinya bahkan sudah menonjok koas psikiatri gegara kejadian serupa.
Alih-alih memberikan penanganan terbaik, koas yang menanganinya justru memberikan saran tidak masuk akan mengenai kondisi mentalnya.
Baca Juga: 16 Tahun Terpisah, Pasutri Akhirnya Bertemu Kembali dengan Putranya yang Diculik Perawat Gadungan
"Aku udah nonjok. Kejadiannya beberapa tahun yang lalu. Cowok, dia koas psikiatri. Dia bilang caranya supaya gak stres itu ya jangan stres," cerita warganet ini.
Akibatnya, koas itu langsung dipanggil dan dimarahi oleh konsulennya. Sang konsulen menyebut perkataan dokter muda itu tidak memiliki empati.
"Setelahnya malah dia yang dimarahin konsulennya, soalnya asal ngomong tanpa empati," lanjut warganet ini.
Curhatan itu rupanya langsung ditanggapi oleh warganet. Ada yang mendukung aksi sender itu menonjok psikiater, namun ada juga seorang warganet yang membela perkataan koas tersebut.
"Wajib ditonjok biar pelajarannya nyantol di otak untuk seterusnya. Koas psikiatri kok levelnya macam curhat tongkrongan gitu," kritik warganet.
"Kenapa violent gini sih? Tonjak tonjok. Mereka itu tahu kondisi mental ilness baru saat di koas. Mereka dari orang awam, belajar textbook, lalu lanjut hadap pasien. Kalau ada yang salah, makannya langsung ditegur oleh dokter spesialisnya. Please be more compassionate in this harsh world," tegur warganet.
"Aku konsul ke psikiater karena dibully, psikiaternya bilang, 'Pasti ada alasan kenapa temenmu bully kamu, mungkin itu penyebab awalnya dari diri kamu sendiri. Gak mungkin mereka bully orang tanpa sebab.' Aku di situ kaget, besoknya gak mau lanjutin konsul lagi," cerita warganet.
"Jangan nyerah nyari konsul terbaik ya, adikku butuh ke 5 psikiater berbeda untuk nemu yg pas buat dia. Gak semua dokter sempurna dan bs nanganin sesuai standar kita," pesan warganet.
"Beberapa orang emang kadang nggak layak untuk jadi seorang psikolog atau psikiatri. Bebannya berat, nggak boleh baperan ke kasus klien, nggak boleh salah ngomong, nggak boleh ember," tambah yang lain.
Catatan Redaksi:
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Anda juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.
Video yang mungkin Anda lewatkan: