Suara.com - Sejak tahun 1980-an, warga Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Sudah bertahun-tahun lamanya, mereka mengeluhkan masalah itu, tetapi belum didapatkan solusi.
Selama ini, untuk mencukupi kebutuhan air minum, mereka terpaksa membeli air isi ulang atau air dalam botol.
Hari ini, puluhan warga dari Blok Limbah, Blok Eceng, Blok Empang, menyampaikan aspirasi di depan kantor gubernur Jakarta.
Mereka berharap pemerintah segera merealisasikan pelayanan air bersih yang selama ini dinanti-nantikan.
Warga membawa jeriken kosong sebagai simbol protes kepada pemerintah.
![Warga Muara Angke melakukan aksi sambil membawa jeriken kosong di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (22/2/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/22/25287-balai-kota-dki-jakarta-air-bersih-warga-muara-angke.jpg)
Beni Sadar merupakan salah satu warga Blok Eceng yang ikut unjuk rasa di depan balai kota.
Dia mengatakan air bersih merupakan hak warga negara. Pemerintah harus memenuhi kebutuhan itu.
"Kami di tiga kampung ini dipaksa kaya untuk beli air bersih, kalau bukan pemprov lagi sama siapa pak. Karena masalah air bersih kebutuhan hak warga negara," katanya.
Baca Juga: Geruduk Kantor Anies Bawa Jerigen Kosong, Puluhan Warga dari 3 Kampung Minta Layanan Air Bersih
Warga tiga blok itu selain membawa jeriken kosong, juga membawa surat pengajuan pelayanan air bersih kepada pemerintah Jakarta.