Suara.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri kembali menuai kontroversi. Setelah soal mars KPK ciptaan istrinya, Ardina Safitri, Firli lagi-lagi menjadi sorotan publik setelah beredar foto baliho berslogan 'pemberantasan korupsi' yang menampilkan wajahnya di media sosial.
Menanggapi itu, Mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan menyebut jika hal kontroversi yang dibuat Firli bisa merusak budaya organisasi di KPK yang selama ini dibangun.
“Saya khawatir ini upaya untuk merusak budaya organisasi di KPK, Kalau budaya organisasi sudah rusak, bagaimana mau memberantas korupsi dengan baik?” kata Novel kepada Suara.com saat dihubungi, Senin (21/2/2022).
Kata Novel, KPK memiliki budaya yang dijadikan panduan dalam melakukan kerja-kerjanya memberantas korupsi.
“Tentu budaya organisasinya adalah integritas, kejujuran, profesional (guna) menghindari konflik kepentingan dan sebagainya,” ujarnya.

Lanjutnya, perusakan budaya kerja di KPK itu akan berpengaruh terhadap insan-insan di lembaga antikorupsi.
“Maka pelaksana tugasnya bermasalah, juga akan mempengaruhi perilaku insan yang bertugas di dalamnya, penegakan etik juga akan bermasalah,” kata Novel.
“Sehingga akan banyak membuat kinerja yang tidak efektif,” imbuhnya.
Novel pun mengungkapkan perusakan budaya KPK sama saja dengan menghancurkan bagian dasarnya.
“Merusak budaya organisasi merupakan pelemahan/penghancuran KPK yang sangat mendasar,” tegasnya.