Apalagi, warganet menilai Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia. Mereka juga kecewa dengan pemerintah karena baru kali ini merasakan kelangkaan minyak goreng di negeri sendiri.
Berikut kritikan warganet terhadap Pemerintah Indonesia:
"Ada terekam dalam sejarah kita, beli minyak goreng harus antre? Rasanya baru saat ini, justru pada saat Indonesia dikenal kebun sawitnya terluas dimuka Bumi ini," komentar warganet.
"Lahan sawit berjuta-juta hektar. Hutan tiap tahun dibabat habis jadi lahan sawit. Tapi hasilnya, minyak goreng buat ngegoreng tempe dan tahu makanan sehari-hari wong cilik langka. Jokowi bisa apa? Ya ga bisa apa-apa," kritik warganet.
"Fakta: Indonesia produsen sawit terbesar dunia dan menguasai 55 persen pangsa pasar dunia. Kita juga produsen kelapa terbesar dunia: 17,13 juta ton. Kenyataan: minyak goreng langka dan rakyat berebut. Penimbunan ini hanya masalah ecek-ecek dari buruknya tata-kelola ekonomi sawit dan kelapa," sentil warganet.
"Urus minyak goreng gak becus. Padahal data ada, bahan baku melimpah. Ini jadinya kalau menterinya titipan partai, minyak goreng pun digoreng-goreng sampai rakyat menjerit. Pecat donk pak Jokowi," desak warganet.
"Persoalan minyak goreng ini sudah berlangsung sejak tahun lalu, dimulai dengan kebijakan tentsng minyak curah. Sekarang ketika minyak goreng ini menghilang, Mendag seolah sibuk akan melakukan ini dan itu dengan mengerahkan buzzer pula. Menyebalkan," tambah yang lain.
"Hutannya abis dibabat buat lahan sawit tapi minyak goreng langka. Puncak komedi banget," tandas warganet.
SIMP Buka Suara Soal Dugaan Penimbunan Minyak Goreng di Deli Serdang
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) buka suara soal penemuan 1,1 juta kg minyak goreng di gudang Deli Serdang, Sumatera Utara. Anak perusahaan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu menjelaskan, bahwa minyak goreng itu merupakan pesanan dan akan didistribusikan ke pelanggan dalam beberapa hari ke depan.