Suara.com - Pembahasan mengenai minyak goreng tengah menjadi trending topic di Twitter. Warganet menyorot tajam adanya penimbun minyak goreng sampai mengkritik habis-habisan Pemerintah Indonesia.
Berdasarkan pantauan Suara.com, kata kunci "minyak goreng" sudah diperbincangkan lebih dari 21 ribu tweet hingga Minggu (20/2/2022) pukul 12.00 WIB.
Dalam trending tersebut, banyak warganet menyoroti kasus penimbunan minyak goreng yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Diketahui, diduga sebuah perusahaan telah menimbun 1 juta kilogram minyak goreng di gudangnya.
Penimbunan itu tentu membuat warganet langsung geram. Apalagi, minyak goreng di Indonesia saat ini sedang mengalami kelangkaan. Hal ini terbukti dari banyaknya video antrean warga saat ingin membeli minyak goreng di sejumlah daerah.
Berikut beragam komentar warganet mengenai penimbunan minyak goreng:
"Penimbun minyak goreng selain wajib diproses hukum, juga harus juga dikasih sanksi sosial. Coba kita test trendingin. #SalimGroupNimbunMigor. Apakah sahamnya bakal rontok atau enggak?" komentar warganet.
"Sejak diumumkan minyak goreng ditetapkan satu harga Rp 14 ribu, sejak itu pula, minyak goreng mulai berangsur kosong di toko-toko dan sampai sekarang sulit ditemui minyak goreng yang 14 ribu itu. Jadi siapa rakyat yang beli berlebihan itu?" tanya warganet.
"Kurang lebih 16 juta hektar kebun sawit tapi buat minyak goreng untuk rakyat aja gak mampu, nah CPO hasil kurang lebih 16 juta kebun sawit itu kemana? Sialnya ada partai yang bisa jual minyak goreng murah, jadi siapa sebenarnya penimbun minyak goreng itu?" sentil warganet.
"RAKYAT dibiarkan antre dan berkerumun untuk beli minyak, sedangkan saat ini katanya prokes harus terus dilakukan. Kalian gila dan dzolim juga melanggar aturan pemerintah dengan seenaknya menimbun minyak goreng padahal rakyat butuh," tambah yang lain.
Baca Juga: Emak-emak Lari-lari Rebutan Minyak Goreng di Supermarket Mal, Warganet: Para Mafia Ketawa Melihatnya
Tak hanya menyoroti penimbun minyak goreng, warganet juga mengkritik habis-habisan pemerintahan Presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin. Mereka tidak habis pikir bagaimana minyak goreng bisa langka di Indonesia.
Apalagi, warganet menilai Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia. Mereka juga kecewa dengan pemerintah karena baru kali ini merasakan kelangkaan minyak goreng di negeri sendiri.
Berikut kritikan warganet terhadap Pemerintah Indonesia:
"Ada terekam dalam sejarah kita, beli minyak goreng harus antre? Rasanya baru saat ini, justru pada saat Indonesia dikenal kebun sawitnya terluas dimuka Bumi ini," komentar warganet.
"Lahan sawit berjuta-juta hektar. Hutan tiap tahun dibabat habis jadi lahan sawit. Tapi hasilnya, minyak goreng buat ngegoreng tempe dan tahu makanan sehari-hari wong cilik langka. Jokowi bisa apa? Ya ga bisa apa-apa," kritik warganet.
"Fakta: Indonesia produsen sawit terbesar dunia dan menguasai 55 persen pangsa pasar dunia. Kita juga produsen kelapa terbesar dunia: 17,13 juta ton. Kenyataan: minyak goreng langka dan rakyat berebut. Penimbunan ini hanya masalah ecek-ecek dari buruknya tata-kelola ekonomi sawit dan kelapa," sentil warganet.
"Urus minyak goreng gak becus. Padahal data ada, bahan baku melimpah. Ini jadinya kalau menterinya titipan partai, minyak goreng pun digoreng-goreng sampai rakyat menjerit. Pecat donk pak Jokowi," desak warganet.
"Persoalan minyak goreng ini sudah berlangsung sejak tahun lalu, dimulai dengan kebijakan tentsng minyak curah. Sekarang ketika minyak goreng ini menghilang, Mendag seolah sibuk akan melakukan ini dan itu dengan mengerahkan buzzer pula. Menyebalkan," tambah yang lain.
"Hutannya abis dibabat buat lahan sawit tapi minyak goreng langka. Puncak komedi banget," tandas warganet.
SIMP Buka Suara Soal Dugaan Penimbunan Minyak Goreng di Deli Serdang
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) buka suara soal penemuan 1,1 juta kg minyak goreng di gudang Deli Serdang, Sumatera Utara. Anak perusahaan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu menjelaskan, bahwa minyak goreng itu merupakan pesanan dan akan didistribusikan ke pelanggan dalam beberapa hari ke depan.
"Semua stok yang tersedia, merupakan pesanan dan siap untuk distribusikan ke para pelanggan kami untuk beberapa hari ke depan," kata perusahaan, melansir Antara, Minggu (20/2/2022).
SIMP mengatakan, hasil pabrik diprioritaskan untuk menemuhi kebutuhan minyak goreng untuk pabrik mi instan grup perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di Deli Serdang. Hal ini demi memastikan kebutuhan pangan tersedia suplainya dengan baik.
"Hasil produksi minyak goreng kami di pabrik Lubuk Pakam, terutama digunakan untuk kebutuhan pabrik mi instan Indofood di wilayah Sumatera sebesar 2.500 ton per bulan," katanya.
Selain itu, kelebihan minyak goreng diproses menjadi minyak goreng bermerek dalam berbagai ukuran, terutama kemasan 1 liter dan 2 liter sebanyak 550.000 karton per bulan. Produk itu distribusikan kepada distributor dan pasar modern di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan dan Jambi.
Video yang mungkin Anda lewatkan: