Tak Terima Kelompok 212 Disebut Radikal, AA Gym: Mulainya Sesudah Ada Kejadian dengan Pak Ahok

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Jum'at, 18 Februari 2022 | 13:49 WIB
Tak Terima Kelompok 212 Disebut Radikal, AA Gym: Mulainya Sesudah Ada Kejadian dengan Pak Ahok
Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym (dok pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendakwah kondang, Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym tiba-tiba saja membahas gerakan 212 yang lahir dari aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kasus Al Maidah 51 pada 2016 silam. 

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Aa Gym tidak sependapat jika kelompok ini dicap sebagai gerakan radikal.

Harus diakui sejumlah pihak menstempel gerakan 212 adalah kelompok radikal yang disebut bisa mengoyak persatuan dengan isu-isu sensitif. Pandang-pandangan itu, dibantah habis-habisan AA Gym.

AA Gym menegaskan, banyak bukti yang bisa mematahkan tudingan kelompok radikal untuk gerakan 212, salah satu buktinya adalah saat aksi besar-besaran di awal Desember 2016 di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat yang dilakukan untuk memprotes penistaan agama yang menyeret Ahok.

Baca Juga: Aa Gym Sebut Cap Radikal Masif di Indonesia Gara-gara Ahok

Dalam aksi yang melibatkan ribuan bahkan diklaim mencapai jutaan massa itu, Aa Gym mengatakan aksi itu berjalan cukup aman, tidak ada gesekan yang  terjadi dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan berjilid-jilid itu. Dengan demikian kata dia, tudingan radikal untuk kelompok ini jelas terbantahkan.

"Terbukti qodarullah, kita pernah lihat di Indonesia walaupun saya bukan penggagasnya ya, 212 kemarin itu dengan segitu banyaknya kan tidak ada kekacauan sedikitpun. Tidak ada kekerasan, jangan kepada yang lain yan rumput saja tidak ada berani yang menginjak begitu ya," kata Aa Gym dikutip Populis.id  dari channel Youtube Karni Ilyas Jumat (18/2/2022).

Dengan demikian Aa Gym meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir dengan hadirnya kelompok 212 ini.

Dia menjamin kelompok itu tidak bakal berbuat hal - hal yang melanggar hukum atau kegiatan yang dapat memantik keonaran.

"Jadi sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.

Baca Juga: Pertanian Dengan Padi Organik di Gorontalo

Umat muslim mengikuti aksi reuni 212 di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (2/12). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Umat muslim mengikuti aksi reuni 212 di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (2/12). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Lebih lanjut, Aa Gym mengatakan istilah radikal ini baru populer beberapa tahun belakangan. Dulu kata dia istilah radikal serta intoleran nyaris tidak terdengar karena jarang dipakai untuk menstempel orang atau kelompok tertentu.

"AA dakwah sudah sangat lama ya, kenal juga dengan banyak pihak, kata radikal ini sebetulnya baru datang akhir-akhir ini saja," ucapnya.

Aa Gym lantas menyebut bahwa istilah radikal dan intoleran mulai marak digunakan pasca kasus penistaan agama yang menyeret nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kata Radikal lanjutnya, mulai populer digunakan masyarakat saat gerakan 212 ini muncul menyeret Ahok dalam kasus penistaan agama. 

"Kalo gak salah mulainya sesudah ada kejadian dengan pak Ahok. Kemudian ada 212 sehingga entah bagaimana perkataan radikal dan intoleran itu lebih sering disebut-sebut," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI