Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat kasus positif pada Kamis (17/2/2022) bertambah 8.536 kasus. Jumlah tersebut berasal dari 58.034 warga yang melakukan tes PCR.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan dari data yang dimilikinya telah dilakukan tes PCR dengan menghasilkan 81.880 spesimen.
"Kasus baru dengan hasil 8.536 positif dan 49.498 negatif," tulis Dwi dalam keterangannya, Kamis (17/2/2022).
Selain itu, Tes PCR dilakukan pula tes Antigen pada Kamis ini sebanyak 50.974 orang, dengan hasil 7.026 positif dan 43.948 negatif.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 17 Februari: Positif 8.536, Sembuh 16.657, Meninggal 64
Selanjutnya kata Dwi, dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 1.008.870 dengan tingkat kesembuhan 91,4 persen.
Kemudian total 14.255 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,3 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,9 persen.
Lebih lanjut Dwi memaparkan, berdasarkan data terkini Dinkes DKI Jakarta, jumlah kasus aktif di Jakarta hari ini turun sejumlah 8.185 kasus. Sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 80.764.
"Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta. Upaya 3T terus digalakkan, selain vaksinasi Covid-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas," tutur Dwi.
Dwi melanjutkan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk tiap minggu (nonspesimen). Artinya, target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 16 Februari: Positif 12.388, Sembuh 7.352, Meninggal 56
"Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 372.964 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 868.689 per sejuta penduduk," tambahnya.
Adapun untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta kata Dwi sebesar 11,8 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,9 persen.
"WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen," katanya.