Meski Lokasi Presidensi G20 Dipindah, Sri Mulyani Jamin Delegasi Akan Terkejut Melihat Jakarta

Kamis, 17 Februari 2022 | 17:32 WIB
Meski Lokasi Presidensi G20 Dipindah, Sri Mulyani Jamin Delegasi Akan Terkejut Melihat Jakarta
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Dok: BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta para delegasi Presidensi G20 tetap menikmati gelaran internasional ini, meski pelaksanaan pertemuan dipindah ke Jakarta.

Seperti diketahui, Presidensi G20 awalnya akan digelar di Nusa Dua, Bali pada 15-18 Februari 2022. Namun, karena ada lonjakan kasus varian omicron, membuat gelaran ini dipindah ke Jakarta.

"Saya harap anda akan menikmati masa tinggal anda di Jakarta. Ini tentu bukan Bali, tetapi anda akan senang," kata Sri Mulyani saat membuka pertemuan pertama menteri keuangan dan gubernur Bank sentral (FMCBG) dalam rangka presidensi G20, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022).

Menurut dia, meski dari sisi pariwisata lebih baik Bali, tetapi para delegasi akan terkejut betapa menariknya kota Jakarta.

Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Global Mulai Pulih Tapi Tidak Merata

"Anda terkejut bahwa Jakarta sangat hijau dan juga tempat yang sangat menyenangkan bagi kita semua untuk mengadakan pertemuan yang sangat produktif," ujar Sri.

Dalam membuka pertemuan ini, Sri Mulyani menyebut banyak negara-negara di dunia mendapatkan dampak ekonomi yang hebat akibat pandemi Covid-19. Selama dua tahun efek pandemi terhadap perekonomian mulai terasa, mulai dari banyaknya pengangguran hingga gangguan rantai pasok makanan.

"Pandemi Covid telah menyebabkan gangguan ekonomi global yang mendalam di sisi penawaran dan sisi permintaan sebagai sejarah, termasuk pengangguran yang tinggi," tuturnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan, risiko kenaikan harga atau inflasi juga mengancam banyak negara karena pandemi. Menurut dia, jika produktivitas masih rendah dan tidak ditangani, maka akan berefek panjang pada kenaikan harga-harga.

"Produktivitas rendah dan jika tidak ditangani dengan benar dan cepat, kita pasti akan mengalami bekas luka yang bertahan lama," ucap dia.

Baca Juga: Singgung Konflik Rusia-Ukraina, Jokowi: Semua Pihak Harus Hentikan Rivalitas dan Ketegangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI