Menurutnya hal tersebut sangat janggal disampaikan anggota DPR yang memiliki suara untuk menentukkan anggota KPU.
"Ada seolah kata-kata 'semoga terpilih'. Ini sangat janggal disampaikan dalam FPT yang menyajikan 14 orang diletakkan secara sama dan proporsional berkeadilan, tapi ada muncul isyarat harapan dan itu disampaikan oleh seorang yang memiliki suara, menentukan dalam siapa yang terpilih dan tidak, ini sungguh janggal," papar Deni.
Sementara calon anggota KPU yaitu Dahliah, pihaknya tidak menemukan isyarat kedekatan atau harapan tertentu yang disampaikan anggota DPR.
Sedangkan calon keempat yakni Hasyim Asy'ari juga ditemukan adanya isyarat kedekatan anggota DPR dan calon Komisioner. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Fraksi PAN.
"Kebetulan saya lulusan Unsoed juga'. Karena sang calon di profil juga lulusan Unsoed. Ini sebetulnya hal-hal seperti ini menyangkut tentang etika atau profesionalisme agak janggal kemudian disampaikan oleh dewan. Selain itu, ada kata-kata, 'ketika nanti insyaAllah bapak terpilih lagi, saya doakan berarti ya pak.' Ini juga ada isyarat harapan pada calon itu," ucap Deni.
Syarat dan harapan kata Deni juga ditemukan saat sesi Idham Holik. Deni menuturkan sangat banyak isyarat dukungan dan adanya pujian dari anggota dewan bahkan pimpinan sidang.
"Walau dekat personal dalam konteks fit and proper tes tidak ditunjukkan karena menimbulkan semacam ambiguitas apakah ini terjadi proses keadilan karena calon-calon yang lain begitu tegang yang lain begitu, santai," papar dia.
Ia menyebut, pernyataan anggota DPR Junimart Girsang.
"Ada Kang Saan asli Karawang tadi berbisik pada saya, 'ini (Idham) orang pinter bang'. Itu kata Junimart. Lalu pimpinan sidang bilang 'terima kasih Pak Junimart wakil ketua Komisi II dari PDIP Dapil Sumut 3," kata Deni yang mencontohkan.
Sehingga ia menilai ada muatan politis dari pernyataan tersebut.