Etika dan Profesionalisme Anggota DPR Disorot saat Fit and Proper Test Calon Anggota KPU dan Bawaslu

Kamis, 17 Februari 2022 | 15:59 WIB
Etika dan Profesionalisme Anggota DPR Disorot saat Fit and Proper Test Calon Anggota KPU dan Bawaslu
Komisi II umumkan calon anggota KPU. (Youtube DPR RI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Studi Visi Nusantara menyoroti etika dan profesionalisme Anggota DPR yang janggal dalam proses fit proper test (FPT) Calon Anggota KPU dan Bawaslu yang digelar Komisi II.

Direktur LS Vinus Deni Gunawan menilai, beberapa anggota DPR Komisi II DPR memberikan isyarat-isyarat dan harapan-harapan tertentu pada calon anggota KPU dan Bawaslu untuk lolos fit and proper test.

"Beberapa dewan ada memberikan isyarat-isyarat tertentu atau harapan tertentu pada calon untuk lolos," ujar Deni dalam jumpa pers pemantauan pelaksanaan FTP Calon Anggota KPU RI dan Bawaslu RI, secara virtual, Kamis (17/2/2022).

Deni mengungkapkan, isyarat dan harapan-harapan yang disampaikan anggota Komisi II DPR tidak disampaikan menyeluruh kepada semua calon anggota KPU dan Bawaslu, melainkan calon-calon tertentu.

Baca Juga: Proses Keputusan DPR Diduga Bernuansa Politis, Komisioner Baru KPU-Bawaslu Diminta Jaga jarak dengan Pihak yang Memilih

Sehingga hal tersebut menjadi pertanyaan terkait isyarat dan harapan-harapan yang disampaikan anggota DPR dalam fit and proper Tes (FPT).

"Kalau ada harapan-harapan tertentu yang dilakuakan pada calon-calon tertentu tidak keseluruhan ini jadi tanda tanya kami," ucapnya.

Ia mencontohkan, pada calon August Mellaz, pihaknya tak menemukan ada petunjuk seperti insensitas kedekatan atau isyarat atau harapan tertentu yang disampaikan Komisi II  DPR. 

Namun calon anggota KPU yakni Betty Epsilon Idroos terlihat ada isyarat dan harapan yang diungkapkan dari salah satu anggota DPR dari Fraksi PAN.

"Pada proses August, kami tidak temukan ada clue misalnya insensitas kedekatan yang disampaikan, contoh isyarat atau harapan tidak temukan. Saat pelaksanaan FPR Betty kita temukan Fraksi PAN ada isyarat dan harapan," ucap dia 

Baca Juga: Soal Penetapan Anggota KPU-Bawaslu di Komisi II DPR, Hadar Nafis Gumay Curigai Bermuatan Politik Besar

Isyarat yang disampaikan salah satu anggota Fraksi PAN yakni, mendoakan Betty terpilih menjadi anggota KPU. 

Menurutnya hal tersebut sangat janggal disampaikan anggota DPR yang memiliki suara untuk menentukkan anggota KPU.

"Ada seolah kata-kata 'semoga terpilih'. Ini sangat janggal disampaikan dalam FPT yang menyajikan 14 orang diletakkan secara sama dan proporsional berkeadilan, tapi ada muncul isyarat harapan dan itu disampaikan oleh seorang yang memiliki suara, menentukan dalam siapa yang terpilih dan tidak, ini sungguh janggal," papar Deni.

Sementara calon anggota KPU yaitu Dahliah, pihaknya tidak menemukan isyarat kedekatan atau harapan tertentu yang disampaikan anggota DPR.

Sedangkan calon keempat yakni Hasyim Asy'ari juga ditemukan adanya isyarat kedekatan anggota DPR dan calon Komisioner. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Fraksi PAN.

"Kebetulan saya lulusan Unsoed juga'. Karena sang calon di profil juga lulusan Unsoed. Ini sebetulnya hal-hal seperti ini menyangkut tentang etika atau profesionalisme agak janggal kemudian disampaikan oleh dewan. Selain itu, ada kata-kata, 'ketika nanti insyaAllah bapak terpilih lagi, saya doakan berarti ya pak.' Ini juga ada isyarat harapan pada calon itu," ucap Deni.

Syarat dan harapan kata Deni juga ditemukan saat sesi Idham Holik. Deni menuturkan sangat banyak isyarat dukungan dan adanya pujian dari anggota dewan bahkan pimpinan sidang.

"Walau dekat personal dalam konteks fit and proper tes tidak ditunjukkan karena menimbulkan semacam ambiguitas apakah ini terjadi proses keadilan karena calon-calon yang lain begitu tegang yang lain begitu, santai," papar dia.

Ia menyebut, pernyataan anggota DPR Junimart Girsang.

"Ada Kang Saan asli Karawang tadi berbisik pada saya, 'ini (Idham) orang pinter bang'. Itu kata Junimart. Lalu pimpinan sidang bilang 'terima kasih Pak Junimart wakil ketua Komisi II dari PDIP Dapil Sumut 3," kata Deni yang mencontohkan.

Sehingga ia menilai ada muatan politis dari pernyataan tersebut.

"Ini aneh, dewan menyebutkan dapilnya dari mana seolah-seolah ada bahsa muatan politis tertentu ada makna yang ingin disampaikan dari penyebutan dapil itu. Dalam konteks ini kita menemukan hal  profesionalisme yang janggal dalam kontens FTP," ucap Deni.

Selain itu, pada calon Mochammad Afifuddin juga ditemukan adanya isyarat harapan untuk lolos yang disampaikan anggota DPR dari PDIP. 

"Kita berdoa agar Pak Afif bisa jadi. Itu disampaikan oleh anggota DPR dari PDIP," tutur Deni.

Isyarat dan harapan yang sama yang diterima calon anggota Bawaslu saat Fit and Proper Test yang disampaikan oleh anggota DPR.

Deni memaparkan dari 10 calon, tiga calon anggota Bawaslu yang terlihat ada insensitas kedekatan dan isyarat serta harapan. Kata Deni, salah satu anggota DPR Fraksi PAN mendoakan calon Aditya Perdana diberikan amanah. 

"Dari Anggota Fraksi PAN bilang, mudah mudahan kawan kawan memberikan amanah kepada bung Aditya," tutur Deni

Hal yang sama juga dialami calon Herwyn Jefler Hielsa Malonda dan Lolly Suhenty.

"Anggota Irwan Gerindra mengatakan mudah-mudahan terpilih pak dan Anggota Shodiq dari Gerindra juga mengatakan 'Teh Lolly Suhenty, saya Shodiq Mujahid, bu. Jabar 1 kita Cimahi.""

Sehingga menurutnya aneh disampaikan saat fit and proper test. Terlebih nama-nama tersebut diketahui merupakan nama nama yang lolos fit and proper test

"Unsur-unsur yang di luar itu tentu tidak perlu diungkapkan karena akan menimbulkan tafsir lain ini karena menyangkut mereka punya kewenangan untuk menentukan siapa yang lolos  dan tidak melalui rapat pleno dan kita sudah saksikan pada dini hari tadi beberapa calon yang ditujukan beberapa calon yang ditunjuka clue ternyata lolos. Ini perlu pembuktian," papar Deni.

Terlebih nama-nama yang lolos Fit and Proper test kata Deni sudah bertebaran di media massa dan di WhatsApp. Sehingga ia mempertanyakan fit and proper test tersebut.

"Jauh sebelum fit  and proper test dilakukan sudah ada isu bertebaran di  medsos, WA tentang nama-nama calon yang telah lulus dan kalau kita komparasikan itu sama. Ini jadi pertanyaan apakah fit and proper itu profesional atau seperti apa," katanya.

Berikut nama-nama yang ditetapkan menjadi anggota terpilih KPU-Bawaslu:

KPU

  1. Betty Epsilon Idroos
  2. Hasyim Asy’ari
  3. Mochammad Afifuddin
  4. Parsadaan Harahap
  5. Yulianto Sudrajat
  6. Idham Holik
  7. August Mellaz

Bawaslu

  1. Lolly Suhenty
  2. Puadi
  3. Rahmad Bagja
  4. Totok Haryono
  5. Herwyn Jefler Hielsa Malonda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI