“Saya keliru besar sekali, saya tidak boleh begitu sebenarnya. Saya merenung di dalam penjara,” kata Yahya Waloni.
“Biar bagaimana pun begini, segala sesuatu yang dilakukan oleh ritual agama lain itu adalah hal yang suci, hal yang sangat-sangat sakral, tidak boleh saya jadikan itu sebagai gurauan, candaan, humor, tidak boleh itu.”
Yahya Waloni menyebut sejumlah pertolongan yang diberikan tahanan lain di dalam penjara.
“Bagaimana saya tidak sadar, di dalam penjara yang datang ke saya bawa makanan (itu) orang Kristen,” ujar Yahya Waloni.
“Orang kristen itu yang bikin cuci baju saya (mencuci baju saya), cuci baju saya! Orang Flores, orang timur. Tidak ribut, ngobrol kita tentang persidangan.” [rangkuman laporan Suara.com]