Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkapkan masih banyak pasien Covid-19 dari kalangan mampu yang melakukan isolasi di fasilitas isolasi terkendali. Padahal, tempat ini diprioritaskan bagi warga miskin.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Isnawa Adji saat melakukan rapat kerja bersama Komisi A DPRD DKI. Isnawa menyatakan fasilitas isolasi terkendali bukan untuk warga mampu.
“Pasien yang tingkat ekonominya sangat mampu terkadang mereka memanfaatkan isoter-isoter yang sebetulnya kita peruntukkan untuk warga kurang mampu, yang gratis ya,” ujar Isnawa dalam rapat, Selasa (15/2/2022).
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Ingard Joshua menyesalkannya. Seharusnya, kata Ingard, warga mampu bisa menjalani isolasi mandiri di tempat berbayar seperti di hotel.
Baca Juga: Mengaku Tak Tentang Vaksin, Djokovic Siap Absen jika Grand Slam Wajibkan Vaksinasi
“Jadi jangan orang kaya itu pelit-pelit ya kan, sudah dapat duit banyak terus pakai lagi uang APBD, bayar kan itu semua, walaupun gratis kan dibayar pake uang APBD jadi harus ada skala prioritas,” jelasnya.
Menurutnya sekarang ini banyak warga kalangan ekonomi atas yang malah berlagak sepeti kelompok miskin. Karena itu, Ingard meminta agar ada klasifikasi ketat bagi warga yang ingin melakukan isolasi di fasilitas isolasi terkendali.
“Jadi harus ada satu peraturan pak, tolong koordinasikan biro hukum ya, mungkin saya pikir itu menjadi catatan karena orang kaya ini terkadang berlagak miskin, yang miskin haknya dipakai sama orang kaya,” pungkasnya.