Suara.com - Saiful Muzani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbarunya, Selasa (15/2/2022) terutama soal apa yang terjadi di Jawa Barat (Jabar).
Hasilnya, kasus Anggota DPR Fraksi PDIP Arteria Dahlan soal minta Kejati dicopot karena bicara dalam Bahasa Sunda ternyata berefek negatif terhadap keterpilihan partai berlambang banteng moncong putih di Jabar.
Manager Program SMRC Saidiman Ahmad menjelaskan, ada 66 persen warga Jawa Barat yang mengetahui kasus Arteria Dahlan yang dianggap menyinggung etnis Sunda.
![Pemaparan hasil survei SMRC di Jabar. [Tangkapan layar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/15/21609-hasil-survei-smrc.jpg)
"Ada 66 persen warga Jawa Barat yang mengetahui peristiwa itu jadi peristiwa ini cukup menghebohkan jadi warga Jawa Barat umumnya atau mayoritasnya mengetahui peristiwa itu," kata Saidiman dalam paparan surveinya secara daring, Selasa (15/2/2022).
Saidiman menyebut, kasus Arteria ini ternyata berdampak negatif terhadap keterpilihan atau elektabilitas PDIP di Jawa Barat.
"Kita lihat di sini, bahwa isu atau kasus Arteria Dahlan terkait pernyataan etnis sunda itu berdampak negatif terhadap elektabilitas PDIP. Kita lihat di sini dari yang tahu hanya peristiwa itu hanya 14 persen yang menyatakan pilihan terhadap PDIP. Sementara mereka yang tidak tahu itu 21 persen," tuturnya.
"Ini artinya ada efek dari pengetahuan publik Jawa Barat terhadap peristiwa itu terhadap keterpilihan PDIP," sambungnya.
Kemudian Saidiman juga mengungkapkan, pengaruh tersebut juga terlihat pada publik yang menilai setuju Arteria telah menyinggung etnis sunda. PDIP dari hasil itu hanya dipilih 11 persen saja.
"Mereka yang setuju bahwa arteria menyinggung etnis sunda itu memberikan pilihan terhadap PDIP hanya 11 persen. Sementara tidak yang setuju dengan itu 20 persen," tuturnya.
Baca Juga: Koalisi Penutur Bahasa Sunda Geram Arteria Dahlan Tak Bisa Dipidanakan
"Jadi intinya adalah bahwa pertanyaan atau kasus pernyataan Arteria Dahlan ini punya pengaruh elektabilitas PDIP," sambungnya.