Suara.com - Deputi III Kepala Staf Kepresidenan RI Panutan Sulendrakusuma menyampaikan, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, memberikan potensi bisnis sangat besar bagi pelaku usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) mencapai Rp 2,2 triliun.
Hal tersebut didasarkan pada evaluasi yang dilakukan KSP terkait dampak multiplier dari realisasi investasi KEK Mandalika. Panutan mengatakan kalau evaluasi yang dilakukan menggunakan metode ekonomi analisis input-output.
"Hasil estimasi multiplier effect KEK Mandalika sebesar Rp 4,8 triliun. Dari jumlah itu 45,8 persen akan lari ke UMKM atau sekitar Rp 2,2 triliun," kata Panutan di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (15/2/2022).
Panutan juga memastikan pertumbuhan UMKM Mandalika akan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi di NTB. Sebab struktur perekonomian Lombok Tengah dan NTB didominasi oleh pelaku UMKM.
"Estimasi pertumbuhan ekonominya 1,7 persen. Itu kontribusi dari KEK Mandalika," ucapnya.
Lebih lanjut, Panutan menuturkan, pengembangan KEK Mandalika merupakan proyek jangka panjang. Untuk itu, pemerintah telah mempersiapkan berbagai pendukung untuk menjaga keberlanjutan dampak multipliernya.
Ia menyebut Kawasan Inkubasi Bisnis BRIDA NTB. Kawasan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya IPTEK dan kapasitas wirausaha berbasis inovasi, teknologi, dan digitalisasi, dengan melibatkan SMK, perguruan tinggi vokasi, dan BLK Internasional milik Kementerian Ketenagakerjaan.
Selain itu, papar Panutan, Kantor Staf Presiden juga mendorong implementasi program-program Kementerian Koperasi dan UKM, seperti revitalisasi kelembagaan dan fasilitasi pembiayaan pasar tematik (pusat oleh-oleh, souvenir dan handicraft), serta lembaga inkubator wirausaha.
"Ini dalam rangka dukungan dan pemberdayaan UMKM Mandalika," katanya.
Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut 11.000 Lapangan Kerja Tercipta Selama Tes Pramusim MotoGP Mandalika