Suara.com - Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini menilai ada upaya membangun opini lewat daftar nama anggota KPU-Bawaslu terpilih periode 2022-2027 yang sengaja disebarkan lewat pesan berantai.
Padahal, proses seleksi para calon masih berlangsung. Sehingga ada kemungkinan pesan tersebut bersifat membangun opini.
"Beredarnya pesan tersebut mungkin ingin mengkonstruksi opini," ujar Titi kepada wartawan, Selasa (15/2/2022).
Bukan cuma itu, Titi beranggapan keberadaan pesan berantai tersebut juga mengindikasikan proses pemilihan calon anggota KPU-Bawaslu begitu politis.
"Namun (pesan berantai) juga jadi indikasi betapa politis dan besarnya kepentingan atas seleksi KPU dan Bawaslu yang berlangsung. Sepanjang pengetahuan saya, seleksi lembaga lain tidak sedinamis sebagaimana halnya seleksi KPU dan Bawaslu.
Sebelumnya, diakui Titi sebaran pesan tersebut sangat masif. Kendati begitu, ia tidak tahu apakah informasi itu sengaja dibocorkan atau tidak
"Bocor atau tidaknya saya tidak tahu, tapi ada pesan yang beredar seolah-olah menginformasikan sudah ada nama-nama yang disepakati lintas partai. Cukup santer beredarnya," kata Titi kepada.
Titi sendiri sempat melakukan konfirmasi terkait pesan berantai tersebut kepada pimpinan Komisi II DPR. Hasilnya, lanjut Titi, pimpinan Komisi II mengatakan bahwa keputusan akhir menunggu selesai uji kelayakan dan kepatutan.
"Kita berharap hal itu (pesan berantai) tidak benar dan sekadar spekulasi yang disebar pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu sangat penting bagi Komisi II DPR untuk melakukan uji kelayakan dengan akuntabel dan profesional sehingga publik percaya bahwa apa yang berlangsung bukan sekadar formalitas semata," kata Titi.
Baca Juga: Uji Kelayakan Calon Anggota KPU-Bawaslu Berlanjut Hari Ini, Agenda Penyampaian Visi Misi
Menurut dia, nantinya publik yang akan mengkonfirmasi kesungguhan fit and proper test tersebut melalui hasil yang akan diputuskan oleh Komisi II DPR pada 16 Februari mendatang.
Untuk diketahui, Komisi II DPR melakukan rangkaian uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap calon anggota KPU-Bawaslu. Namun baru juga memulai pada hari ini, ada pesan berantai berisikan kesepakatan antarparpol untuk menetapkan calon terpilih.
Pesan yang beredar tersebut memuat daftat 7 calon anggota KPU dan 5 calon anggota Bawaslu terpilih. Disebutkan daftar itu sudah merupakan kesepakatan partai politik.
Adapun isi pesan tersebut sebagai berikut:
Kesepakata di partai koalisi per tadi malam:
KPU:
- Parsadaan Harahap (HMI/Golkar)
- Idham Holik ( HMI/Nasdem)
- Betty Epsilon Idroos (HMI/Nasdem)
- August Mellaz (non muslim/PDIP)
- Yulianto Sudrajat (GMNI/PDIP)
- Mochammad Afifuddin (PMII/PKB)
- Hasyim Asy'ari (Ansor/Gerindra)
Bawaslu:
- Rahmat bagja (HMI/Golkar)
- Puadi (HMI/Gerindra)
- Totok ( GMNI/PDIP)
- Herwyn Jefler Hielsa Malonda (Non Muslim/Nasdem)
- Lolly Suhenty (PMII/PKB)
Menanggapi itu, Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia mengatakan tidak ada kesapakatan di Komisi II terkait nama calon terpilih sebagaimana pesan berantai di atas.
"Fit and proper test-nya saja baru sekarang, kalau di Komisi II gak ada. Gak tahu kalau di luar Komisi II," ujar Doli.
Doli menegaskan bahwa fit and proper test yang sudah mulai berlangsung hari ini sampai 16 Februari dilakukan Komisi II secara benar.
"Masa main-main, ada anggarannya lho, ngapain ini buang-buang waktu. Kerjaan saya juga banyak, ngurusin partai dan macam-macam. Ini serius," tandasnya.
Sementara itu, berikut nama-nama baik calon anggota KPU maupun Bawaslu yang akan mengikuti fit and proper test.
14 nama calon anggota KPU: August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Dahliah, Hasyim Asy’ari, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, Idham Holik, Iffa Rosita, Iwan Rompo Banne, Mochammad Afifuddin, Muchamad Ali Safa’at, Parsadaan Harahap, Viryan, Yessy Yatty Momongan, dan Yulianto Sudrajat.
10 nama calon anggota Bawaslu: Aditya Perdana, Andi Tenri Sompa, Fritz Edward Siregar, Herwyn Jefler Hielsa Malonda, Lolly Suhenty, Mardiana Rusli, Puadi, Rahmat Bagja, Subair, dan Totok Hariyono