Buntut kasus ini, wakil presiden Iran untuk urusan perempuan, Ensieh Khazali, meminta parlemen dan pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran agar kasus serupa tak berulang.
"Seorang manusia dipenggal, kepalanya ditampilkan di jalan-jalan dan pembunuhnya bangga," kata harian reformis Iran, Sazandegi, sebagaimana dikutip AFP, Sabtu (12/2/2022).
"Bagaimana kita bisa menerima tragedi seperti itu? Kita harus bertindak agar femisida tidak terjadi lagi," kata dia.
Setelah pembunuhan ini, seruan untuk mereformasi undang-undang perlindungan perempuan dari kekerasan rumah tangga di Iran semakin gencar.
Pemerintah Iran disebut telah menutup situs web berita Rokna. Sebab situs tersebut menayangkan aksi Sajjad menenteng kepala Mona Heydari di jalanan.
Video itu dinilai telah 'mengganggu masyarakat secara psikologis'.