Suara.com - Konten berita ini mengandung unsur kekerasan. Sebaiknya tak dilanjutkan membaca jika emosi anda sedang tidak stabil.
Mona Heydari, perempuan Iran, menjadi perhatian dunia setelah kasusnya mencuat. Dia menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, lalu dibunuh suaminya.
Pada usia 12 tahun, Mona Heydari dipaksa menikah dengan sepupunya, Sajjad Heydari, lelaki yang kemudian membunuhnya, kata laporan Metro.co.uk.
Kehidupan Mona Heydari berubah setelah menikah.
Baca Juga: Masa Pernikahan Penuh KDRT, Mona Heydari Tewas Dipenggal Suami, Wapres Ikut Mengecam
Suaminya sering berlaku kasar pada Mona Heydari. Tapi dia menelan begitu saja semua penderitaannya, karena pada waktu itu dia ingin menjaga buah hatinya yang berusia tiga tahun.
Melarikan diri ke Turki
Perlakuan kasar Sajjad semakin menjadi-jadi. Mona Heydari tidak tahan dan dia minta cerai.
Permintaan itu ditolak, lalu Mona Heydari meninggalkan Iran untuk pergi ke Turki.
Sekitar empat bulan berada di Turki, oleh keluarganya, Mona Heydari dibujuk untuk pulang ke Iran. Apesnya, setibanya di Iran, ia justru ditangkap dan disekap oleh Sajjad dan saudaranya lelakinya.
Baca Juga: Cerita Pilu Mona Heydari, Ibu Muda Iran Tewas Dipenggal Suami Lalu Kepala Diarak Keliling Kota
Menurut laporan East2West News, kepala Mona Heydari dipenggal dengan kondisi badan terlebih dahulu diikat.
Usai dipenggal, Sajjad dengan mimik wajah bangga sembari tersenyum menenteng kepala Mona keliling jalanan Kota Ahvaz.
Dari laporan terkini, kedua pria yakni Sajjad dan saudara lelakinya telah ditangkap aparat setempat. Namun belum jelas hukuman apa yang bakal menjerat keduanya.
Aksi Sajjad terekam kamera video hingga viral di jagat media sosial Iran. Kelakuannya pun memantik reaksi keras dari mayoritas warga Iran.
Mereka pun mendesak pemerintan Iran merevisi undang-undang untuk lebih memperketat perlindungan terhadap perempuan. Termasuk menaikkan batas umur untuk menikah di negara itu.
Menyitat laman Metro.co.uk, Minggu (13/2/2022), Mona Heydari dibunuh dengan dalih honor killing atau pembunuhan demi martabat.
Honor killing merupakan praktik pembunuhan terhadap anggota keluarga yang dituduh telah melakukan tindakan memalukan.
Atas nama kehormatan
Menurut sebuah laporan pada 2019, surat kabar harian Sharq yang dikelola pemerintah menulis bahwa rata-rata 375 hingga 450 pembunuhan demi kehormatan tercatat di Iran setiap tahunnya.
“Kenaikan bencana dalam pembunuhan demi kehormatan di Iran berakar pada kebencian terhadap wanita dan budaya patriarki yang dilembagakan dalam hukum dan masyarakat,” tulis laporan itu.
Wapres Iran mengecam
Buntut kasus ini, wakil presiden Iran untuk urusan perempuan, Ensieh Khazali, meminta parlemen dan pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran agar kasus serupa tak berulang.
"Seorang manusia dipenggal, kepalanya ditampilkan di jalan-jalan dan pembunuhnya bangga," kata harian reformis Iran, Sazandegi, sebagaimana dikutip AFP, Sabtu (12/2/2022).
"Bagaimana kita bisa menerima tragedi seperti itu? Kita harus bertindak agar femisida tidak terjadi lagi," kata dia.
Setelah pembunuhan ini, seruan untuk mereformasi undang-undang perlindungan perempuan dari kekerasan rumah tangga di Iran semakin gencar.
Pemerintah Iran disebut telah menutup situs web berita Rokna. Sebab situs tersebut menayangkan aksi Sajjad menenteng kepala Mona Heydari di jalanan.
Video itu dinilai telah 'mengganggu masyarakat secara psikologis'.