Suara.com - Beberapa hari terakhir, jagat media sosial di Iran tengah heboh dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan seorang lelaki menenteng kepala perempuan. Ternyata, perempuan itu adalah ibu muda bernama Mona Heydari.
Melansir laman Metro.co.uk, Minggu (13/2/2022), lelaki itu diketahui bernama Sajjad Heydari yang tak lain adalah suami dari Mona Heydari. Keduanya juga memiliki ikatan keluarga yakni saudara sepupu.
Aksi Sajjad menenteng kepala istrinya itu dilaporkan terjadi pada Sabtu (5/2/2022) lalu. Di tangan kirinya tampak memegang kepala Mona. Sementara tangan kanannya memegang sebilah pisau.
Tak ada raut penyesalan di mukanya, justru ia tersenyum sembari berkeliling jalanan Kota Ahvaz yang terletak di provinsi barat daya Khuzestan, Iran.
Baca Juga: Cerita Pilu Mona Heydari, Ibu Muda Iran Tewas Dipenggal Suami Lalu Kepala Diarak Keliling Kota
Kisah pilu Mona Heydari berawal ketika ia baru menginjak usia 12 tahun. Oleh keluarganya ia dipaksa menikah dengan sepupunya Sajjad Heydari. Setelah pernikahan itu, petaka mulai datang menimpa gadis belia itu.
Padahal, undang-undang di Iran menyatakan, batas umur perempuan boleh menikah adalah 13 tahun. Sedangkan untuk laki-laki adalah 15 tahun. Namun belum terkonfirmasi dengan pasti, berapa umur Sajjad saat menikahi sepupunya itu.
Sejak keduanya menikah, bukan kebahagiaan yang didapatkan oleh Mona Heydari, justru ia sering mendapatkan perlakukan kasar hingga berujung KDRT.
Meski kerap dikasari sang suami, Mona Heydari memilih mempertahankan pernikahannya demi sang buah hatinya yang berusia tiga tahun.
Namun karena tak tahan dengan sikap kasar sang suami, Mona memutuskan meminta cerai, tapi ditolak. Karena takut, Mona Heydari sempat nekat kabur ke Turki selama kurang lebih empat bulan.
Baca Juga: Mengunjungi Restoran Unik Berkonsep Penjara di Iran
Selama itu, keluarganya mencoba mencari dan membujuknya untuk pulang. Nahas, setibanya di Iran, ia langsung ditangkap sang suami bersama saudara laki-lakinya dan menyekapnya.
Dari situlah aksi pembunuhan dan pemenggalan terjadi, hingga videonya viral dan memantik reaksi keras warga Iran.
Honor Killing
Laporan media setempat menyebut, Mona Heydari dibunuh dengan dalih honor killing atau pembunuhan demi martabat.
Honor killing merupakan praktik pembunuhan terhadap anggota keluarga yang dituduh telah melakukan tindakan memalukan.
Menurut sebuah laporan pada 2019, surat kabar harian Sharq yang dikelola pemerintah menulis bahwa rata-rata 375 hingga 450 pembunuhan demi kehormatan tercatat di Iran setiap tahunnya.
“Kenaikan bencana dalam pembunuhan demi kehormatan di Iran berakar pada kebencian terhadap wanita dan budaya patriarki yang dilembagakan dalam hukum dan masyarakat,” tulis laporan itu.
Wapres Iran Turut Mengecam
Buntut kasus ini, Wakil presiden Iran untuk urusan perempuan, Ensieh Khazali, meminta parlemen dan pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran agar kasus serupa tak berulang.
"Seorang manusia dipenggal, kepalanya ditampilkan di jalan-jalan dan pembunuhnya bangga," kata harian reformis Iran, Sazandegi, sebagaimana dikutip AFP, Sabtu (12/2/2022).
"Bagaimana kita bisa menerima tragedi seperti itu? Kita harus bertindak agar femisida tidak terjadi lagi," lanjutnya.
Setelah pembunuhan ini, seruan untuk mereformasi undang-undang perlindungan perempuan dari kekerasan rumah tangga di Iran semakin gencar.
Pemerintah Iran disebut telah menutup situs web berita Rokna. Sebab situs tersebut menayangkan aksi Sajjad menenteng kepala Mona Heydari di jalanan.
Video itu dinilai telah 'mengganggu masyarakat secara psikologis'.