Situasi Rusia-Ukraina Makin Memanas, Australia Evakuasi Staf Kedutaan Di Kiev

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 13 Februari 2022 | 11:14 WIB
Situasi Rusia-Ukraina Makin Memanas, Australia Evakuasi Staf Kedutaan Di Kiev
Ilustrasi bendera Ukraina.[unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Australia pada Minggu (13/2/2022) mengatakan bahwa mereka sedang mengevakuasi kedutaan besarnya di Kiev ketika situasi di perbatasan Rusia-Ukraina memburuk dengan cepat.

Staf kedutaan besar Australia di Kiev diarahkan ke kantor sementara di Lviv, sebuah kota di Ukraina barat yang berjarak sekitar 70 kilometer dari perbatasan dengan Polandia, kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam sebuah pernyataan.

"Kami terus menyarankan warga Australia untuk segera meninggalkan Ukraina dengan cara komersial," kata Payne.

Sementara Perdana Menteri Morrison mengatakan bahwa situasi di Ukraina "mencapai tahap yang sangat berbahaya". Dia menambahkan bahwa "tindakan sepihak otokratis Rusia untuk mengancam dan menggertak Ukraina adalah sesuatu yang sepenuhnya dan sama sekali tidak dapat diterima."

Baca Juga: Gambar Satelit Perlihatkan Rusia Kerahkan Pasukan Militer ke Dekat Ukraina

Amerika Serikat dan Eropa meningkatkan peringatan mereka tentang serangan segera oleh Rusia di Ukraina.

Sementara Kremlin menolak tanggapan diplomatik bersama oleh Uni Eropa (EU) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap tuntutannya untuk mengurangi ketegangan sebagai tindakan yang tidak sopan.

Rusia selama ini berupaya keras untuk mendapatkan lebih banyak pengaruh di Eropa pasca-Perang Dingin.

Selain mengevakuasi kedutaan besar Australia di Kiev, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerukan kepada China untuk tidak tetap "tenang dan diam" mengenai krisis di Ukraina.

Morrison, yang pemerintahannya memiliki hubungan dingin dengan China, juga meminta Beijing untuk berbicara atas nama Ukraina setelah China mengkritik pertemuan para menteri luar negeri AS, Australia, Jepang dan India di Melbourne pekan lalu.

Baca Juga: Tak Akan Kirim Pasukan untuk Evakuasi, Presiden Biden Minta Warga AS di Ukraina Segera Pergi

"Pemerintah China dengan senang hati mengkritik Australia ... namun tetap diam terhadap pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina," kata Morrison dalam sebuah konferensi pers.

"Koalisi otokrasi yang kita lihat, yang berusaha untuk menggertak negara lain, bukanlah hal yang Australia anggap enteng," ujar Morrison.

Hubungan antara Australia dan negara mitra dagang utamanya--China memburuk setelah Canberra melarang Huawei Technologies beroperasi di jaringan internet 5G-nya pada 2018.

Selain itu, pemerintah Australia memperketat undang-undang terhadap campur tangan politik asing dan mendesak penyelidikan independen terhadap asal-usul COVID-19. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI