Tantangan Bisnis Media ke Depan, Cepat Adaptasi, Inovasi dan Kolaborasi

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 12 Februari 2022 | 13:39 WIB
Tantangan Bisnis Media ke Depan, Cepat Adaptasi, Inovasi dan Kolaborasi
Ilustrasi media. (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perkembangan teknologi digital menuntut penerbit media untuk berani melakukan berbagai inovasi, bereksperimen dalam mencari model bisnis yang tepat, serta melakukan transformasi digital untuk menciptakan sumber pendapatan demi keberlangsungan bisnis media.

Hal tersebut menuntut media untuk mengetahui kebutuhan pasar, dengan memproduksi dan mempublikasi berita sesuai target pasar dan platform media yang sesuai.

Persoalan itu yang kemudian menjadi bahasan dalam diskusi Webinar Independent Media Accelerator bertema 'Bisnis Media di Masa Depan' pada Jumat, 11 Februari 2022.

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi tersebut, Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto, Ketua Program Studi Magister Departemen Komunikasi Universitas Gadjah Mada Rahayu, Direktur Eksekutif Project Multatuli Evi Mariani, serta News Partner Manager Google Indonesia Ivan Tanggono. Hadir pula sebagai penanggap Pimpinan Redaksi Suara.com Suwarjono, dan Direktur Tempo Institute Qaris Tajudin.

Dalam kesempatan tersebut, Evi Mariani mengemukakan tidak ada satu model bisnis yang bisa diterapkan untuk semua media massa.

“Di Project Multatuli, kuncinya adalah diversifikasi pendapatan. Model bisnis kami adalah hibah, menjual jasa konten, serta mengembangkan audience revenue melalui subscriber, donasi, membership,” kata Evi.

Inisiatif yang dilakukan adalah dengan membuat program subscriber Kawan M dan awalnya memperoleh 547 subscriber. Dengan membayar sekitar Rp 20 ribu setiap bulan, maka medianya hanya memperoleh pendapatan Rp 23 juta setiap bulan, dan itu cukup untuk biaya operasional media dengan staf yang tidak banyak.

Menurutnya, kolaborasi juga menjadi model bisnis yang tepat untuk medianya saat ini. Berkolaborasi dengan beragam media yang mempunyai ide dan semangat yang sama, akan menciptakan ekosistem informasi yang demokratis.

Kolaborasi juga memperkecil dampak risiko pemberitaan terutama berita investigatif. Seperti dilakukan pada liputan Indonesia Leaks yang berkolaborasi untuk liputan sensitif.

Baca Juga: IMS dan Suara.com Gelar Lokakarya Keberlangsungan Bisnis Media Lokal Bertajuk SMS Start up For Media Start Up

Pemimpin redaksi Suara.com Suwarjono mengatakan, setiap media memiliki model bisnis masing-masing yang sesuai dengan target pasar dan pembacanya. Belum ada rumus paling jitu terkait model bisnis media digital.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI