Uji Klinik Vaksin Merah Putih Diapresiasi Epidemiolog; 'Ini penting, Bukan Hanya Jangka Pendek Tapi Juga Jangka Panjang'

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 12 Februari 2022 | 13:18 WIB
Uji Klinik Vaksin Merah Putih Diapresiasi Epidemiolog; 'Ini penting, Bukan Hanya Jangka Pendek Tapi Juga Jangka Panjang'
Epidemiolog Universtas GriffithAustralia Dicky Budiman. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Langkah pemerintah melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang memberi lampu hijau izin uji klinik Vaksin Merah Putih mendapat apresiasi Epidemiolog Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman.

Ia mengatakan, jika izin uji klinik yang diberikan pada Vaksin Merah Putih merupakan sebuah langkah besar bagi Indonesia dalam merespons Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih belum berakhir.

“Vaksin Merah Putih ini penting. Bukan hanya jangka pendek dalam artian merespon pandemi Covid-19 ini saja, tetapi juga untuk jangka panjang,” katanya seperti dilansir Antara di Jakarta pada Sabtu (12/2/2022).

Ia mengemukakakan, meski Indonesia sudah memiliki PT Bio Farma untuk memproduksi vaksin, namun riset terhadap pengujian vaksin yang betul-betul dimulai sejak awal merupakan sebuah pondasi besar negara untuk masuk ke dalam jajaran negara-negara yang dapat melakukan riset vaksin.

Baca Juga: Epidemiolog Sebut Tren Covid-19 saat Omicron Berubah, Kini Lebih Banyak Menular ke Balita

Tak terkecuali untuk membantu negara dalam memproduksi ketersediaan atau stok vaksin bagi masyarakat secara mandiri.

“Kemampuan produksi sudah jelas ada, tetapi riset vaksin dari 'research and development' ini menjadi satu keunggulan tersendiri yang memang tidak mudah. Perlu investasi dan perlu memerlukan waktu. Dengan adanya riset seperti ini saja, sebetulnya sudah langkah yang sangat jauh lebih maju untuk kita,” katanya.

Menurutnya, jika berbicara mengenai riset sebuah vaksin untuk penyakit menular, peluang keberhasilan sebesar 50 banding 50. Bila vaksin tersebut dapat berhasil lolos berbagai rangkaian pengujian, maka negara dapat secara mandiri memproduksi vaksin dengan kehalalan yang tidak perlu diragukan.

Sehingga negara juga dapat mengubah psikososial sekaligus perilaku masyarakat dalam menanggapi Vaksin Covid-19. Namun jika tidak berhasil, Vaksin Merah Putih menjadi pengalaman yang berharga untuk riset-riset selanjutnya.

“Kalaupun yang lainnya tidak berhasil, setidaknya bisa menjadi satu pengalaman yang sangat berharga bagi penelitian itu. Kegagalan adalah satu fondasi yang baik untuk meraih tahapan berikutnya,” katanya.

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin Merah Putih Buatan Anak Negeri Bisa Digunakan Publik Agustus 2022

“Sekali lagi, riset Vaksin Merah Putih ini memang perlu terus didukung dan tentu dengan standar- standar yang juga global standar internasional,” kata Dicky Budiman.

Sebelumnya, Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan, pelaksanaan uji klinik Vaksin Merah Putih pada fase satu dan dua mengikutsertakan 90 sukarelawan pada fase satu dan 405 orang pada fase dua. Apabila uji klinik fase satu dan dua sudah diperoleh hasil interim dan memenuhi syarat, maka dapat melanjutkan ke tahap uji klinik fase tiga.

"Setelah diperoleh hasil interim uji klinik fase tiga maka dapat berproses untuk pengajuan ke Badan POM dan mendapatkan persetujuan izin penggunaan darurat (EUA) yang kiranya adalah sekitar pertengahan Juli 2022," kata Penny dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/2/2022). (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI