
Sekitar 70 tahun terakhir hingga saat ini kata sapaan 'Mbak' dipakai sebagai penanda rasa hormat.
Terjadi ketika orang harus memanggil atau menyapa orang lain namun canggung jika menyebutkan nama secara langsung. Sapaan 'Mbak' kurang lebih mirip dalam pola penggunaan sapaan 'Mas'.
Jawa acap diidentikkan dengan kultur feodal. Walaupun konon kulturnya feodal pada 70, 50, 30 tahun terakhir makin banyak pembantu atau asistem rumah tangga perempuan dan majikan perempuan yang saling menyapa dengan kata 'Mbak'.
Sejak diunggah Kamis (10/02/2022) kemarin, utasan ini telah mendapatkan 13, 2 ribu likes. Banyak pengguna Twitter yang memberikan pendapat pribadi mereka soal sapaan 'Mbak'.
"Aku memanggil 'mbak' atau 'mas' untuk menghormati siapa saja ysng kukenal. Bahkan siswa saja aku panggil 'mbak' atau 'mas'," ucap seorang pengguna Twitter.
"Yang menurunkan nilai 'mbak' itu orang Jakarta, di Jawa Tengah biasa saja. Malah jadi sapaan menghormati yang lebih tua atau dituakan. Aneh-aneh orang Jakarta," ujar yang lain.
"Saya orang Jogja, memang sering panggil mbak atau mas ke orang lain. Bahkan ke yang lebih muda untuk menghormati mereka. Atasan saya di Jakarta juga saya panggil 'Mbak', biasa saja tuh. Marah tuh kalau saya panggil 'su....'," ungkap lainnya.
Kontributor : Haqia Alfariz Ramadhani
Baca Juga: Bahas Perayaan Hari Valentine, UAS: Itu Hari Zina Internasional