Suara.com - Kericuhan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah masih menjadi sorotan nasional. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, diberitakan sudah mengunjungi lokasi dan meminta maaf kepada masyarakat setempat atas kericuhan yang terjadi.
Meski demikian, kericuhan yang terkait dengan rencana pembangunan Bendungan Bener ini juga berdampak panjang. Salah satunya terhadap elektabilitas Ganjar yang digadang-gadang menjadi salah satu Calon Presiden RI pada 2024 mendatang.
Kericuhan disebut mengancam elektabilitas Ganjar yang berkali-kali masuk ke daftar lima besar di beberapa hasil survey. Pasalnya insiden di Desa Wadas disebut bisa menghancurkan image merakyat yang selama ini melekat pada sosok Ganjar.
Salah satu yang mengamini hal ini adalah pengamat politik sekaligus pemilik lembaga survei Median, Rico Marbun. Apalagi karena kasus ini disorot oleh berbagai pihak sehingga cakupan dampaknya pun begitu luas.
"Bingkai yang dibangun pak Ganjar selama ini kan merakyat, dekat dengan rakyat dan ramah terhadap rakyat. Itu semua bisa hancur dengan apa yang sudah terjadi kemarin di Wadas," tutur Rico ketika dihubungi Hops.ID -- jaringan Suara.com pada Kamis (10/2/2022).
Yang sangat mempengaruhi image Ganjar, menurut Rico, adalah persepsi penggunaan kekuatan yang berlebihan dalam menangani protes warga Wadas.
"Masalahnya kan dalam hitungan detik orang sudah menilai ini pakai kekuatan dan cara berlebihan, ada show of force yang tidak normal dalam penanganan Wadas," kata Rico. "Jelas ini mengancam elektabilitas Ganjar."
Rico juga ikut menyoroti aksi Ganjar yang langsung mengunjungi Desa Wadas dan meminta maaf kepada masyarakat. Menurutnya aksi tersebut sangat wajar dilakukan Ganjar, bukan hanya karena terkait kapasitasnya sebagai Gubernur Jateng tetapi juga terkait kepentingan sebagai Capres.
"Ganjar paham dia harus membangun komunikasi yang baik untuk menetralisir dampak politik yang lebih besar," pungkas Rico. "Kalau tidak bisa bubar nyapres dia."
Baca Juga: Warga Takut Ditangkap Sampai Sembunyi Bermalam di Hutan: Wadas seperti Desa Mati
Sebelumnya diberitakan, Desa Wadas ricuh usai pemerintah berniat melakukan pengukuran lahan milik warga sejak Selasa (8/2/2022). Pengukuran lahan ini sedianya berlangsung sampai Kamis (10/2/2022) hari ini.
Dalam prosesnya, terjadi ketegangan antara aparat kepolisian dan warga yang menolak proyek tersebut. Alhasil sejumlah berakhir diamankan oleh petugas.