Pemilu Filipina: Ketika Anak Diktator Marcos dan Petinju Pacquiao Bersaing

SiswantoBBC Suara.Com
Kamis, 10 Februari 2022 | 15:42 WIB
Pemilu Filipina: Ketika Anak Diktator Marcos dan Petinju Pacquiao Bersaing
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Filipina akan menggelar pemilihan presiden pada 9 Mei 2022 dan hajatan politik ini bakal menjadi sangat kontroversial.

Di antara kandidat utama adalah anak Presiden Rodrigo Duterte, putri eks diktator Ferdinand Marcos, dan petinju terkenal Manny Pacquiao.

Apa isu utama dalam pemilu?

Pemilu presiden pada Mei nanti akan berlangsung bersamaan dengan pemilihan Kongres dan pemilihan kepala daerah.

Isu-isu utama pemilu adalah bagaimana menghidupkan kembali ekonomi Filipina yang dihantam resesi tajam akibat pandemi Covid-19, dan bagaimana memberantas korupsi di kalangan pejabat.

Baca Juga: Presiden Duterte Calonkan Diri Jadi Anggota Senat Filipina 2022

Persoalan lainnya adalah kehadiran militer China yang meningkat di Laut China Selatan.

China telah membangun sebuah pangkalan strategis dan kapal-kapal patrolinya mengancam para nelayan Filipina.

Baca juga:

Siapa saja para kandidat utama?

Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr

Salah satu kandidat adalah Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., anak mantan presiden Ferdinand Marcos.

Baca Juga: Tebar Psywar ke Duterte, Manny Pacquiao Siap Jadi Capres Filipina

Presiden Marcos mendeklarasikan darurat militer pada 1972 dan mengambil alih pengadilan, bisnis, dan media negara itu.

Pada masa kekuasaannya, militer dan polisi menangkap dan menyiksa ribuan orang pembangkang.

Marcos, istrinya, Imelda, serta kroni-kroninya menjarah sekitar US$10 miliar dari dana publik.

Marcos dipaksa turun dari kekuasaan pada 1986 dan meninggal tidak lama setelah perubahan politik itu.

Baca juga:

Bongbong Marcos dihukum pada 1995 karena penggelapan pajak saat menjabat sebagai pejabat publik.

Para lawan politiknya menganggap status itu seharusnya menjadi alasan untuk mendiskualifikasinya sebagai calon presiden.

Sejumlah Kritikus juga mengatakan dia menggunakan kekayaannya untuk menutupi sejarah kediktatoran ayahnya melalui kampanye di media sosial.

Sara Duterte

Sara Duterte adalah putri presiden saat ini, Rodrigo Duterte.

Dia mencalonkan diri sebagai wakil presiden bersama Bongbong Marcos.

Mereka menganggap dirinya sebagai "Tim Pemersatu" dan bersumpah untuk membuat Filipina "bangkit kembali".

Sara Duterte ingin menerapkan wajib militer bagi semua warga negara yang 18 tahun.

Adapun Bongbong Marcos mengatakan dia bersikap terbuka untuk menjatuhkan hukuman mati kepada pelaku kriminal yang tidak dapat direhabilitasi.

Leni Robredo

Lawan utama Bongbong Marcos dan Sara Duterte adalah Leni Robredo, wakil presiden Filipina saat ini.

Robredo adalah mantan pengacara dan advokat hak asasi manusia.

Pendukungnya - yang mencakup banyak selebritas dan tokoh terkemuka dalam kehidupan Filipina - mengenakan pakaian pink, warna kampanyenya.

Mereka berharap adanya "revolusi merah muda" demi mengarahkan negara itu kembali ke nilai-nilai keluarga dan supremasi hukum.

Para pengkritiknya menganggap sosok Robredo mewakili para elite oligarki Filipina.

Dia adalah anggota partai Liberal, yang secara tradisional terhubung dengan keluarga terkaya dan paling berkuasa di negara ini.

Manny Pacquiao

Sosok lain yang mencalonkan diri sebagai presiden adalah petinju terkenal Manny Pacquiao, yang sekarang menjadi senator.

Dia dikenal dengan sebutan "Pac-man".

Pacquiao menjadi daya tarik bagi para pemilih dari kelompok miskin karena kisahnya berhasil menjadi kaya raya.

Dia tumbuh di dalam masyarakat yang serba kurang gizi dan didera kelaparan di wilayah selatan, General Santos dan sering tidur di jalanan saat masih muda.

Dia kemudian memenangkan 12 gelar tinju dunia dan menjadi salah satu olahragawan terkaya di dunia.

Bagaimana catatan presiden saat ini, Rodrigo Duterte?

Rodrigo Duterte mengundurkan diri setelah enam tahun masa jabatannya.

Ketika dia menjabat pada 2016 dia meluncurkan "perang melawan narkoba" yang menyebabkan banyak pengedar narkoba dan penggunanya terbunuh.

Pengkritiknya yang paling gencar terkait sepak terjangnya dalam memerangi narkoba, Senator Leila De Lima, ditangkap, dijebloskan ke penjara dan menjalani persidangan rekayasa yang masih berlangsung setelah empat tahun.

Presiden Duterte menghadapi penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Meskipun demikian, ia tetap mendapat dukungan dari banyak orang di Filipina, yang melihatnya sebagai sosok yang berdiri paling depan dalam memerangi kejahatan jalanan dan melawan oligarki kaya di negara itu.

Presiden Duterte memiliki hubungan dekat dengan keluarga Marcos.

Dia menguburkan mantan diktator Ferdinand Marcos di Taman Makam Pahlawan negara itu.

Berdasarkan laporan Wartawan BBC Virma Simonette.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI