Suara.com - Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dokter Erlina Burhan menegaskan semua pihak tidak boleh meremehkan Covid-19 varian Omicron yang digabungkan bergejala lebih ringan dari varian lain.
Erlina menegaskan varian Omicron tetap berbahaya dan bisa menyebabkan kematian, khususnya bagi kelompok lansia dan komorbid, apalagi kelompok yang belum atau tidak bisa divaksin.
"Kita tidak terpaku pada Omicron, kita juga harus hati-hati pada Delta yang lebih berat, Omicron dikatakan lebih ringan dari Delta tapi kita jangan sampai terpesona oleh kata-kata lebih ringan ini," kata Erlina dalam jumpa pers, Kamis (10/2/2022).
Dia menyebut berdasarkan data Satgas Covid-19 saja lonjakan Covid-19 akibat varian Omicron meningkat 10 kali lipat dalam 2 pekan terakhir, artinya penularan Omicron lebih cepat dari varian lain.
Baca Juga: Cegah Komplikasi Covid-19 Pada Anak, IDAI Minta Orangtua Ajarkan Protokol Kesehatan
"Ini menunjukkan bahwa varian Omicron ini sangat-sangat mudah menular, hingga 8 Februari 2022 sudah lebih dari 200.000 kasus aktif yang dilaporkan, jadi kita mesti waspada ini," tegasnya.
Selain itu, dia juga menyebut varian Omicron ini berbahaya bagi anak-anak, sebab berdasarkan catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia, jumlah pasien Covid-19 anak naik 1.000 persen hanya dalam tiga pekan terakhir akibat lonjakan pandemi akibat varian Omicron.
"Jadi jangan disangka Covid-19 ini hanya pada orang dewasa dan orang tua atau lansia, tapi juga peningkatan kasusnya terjadi juga pada anak-anak, apalagi dengan Omicron yang lebih mudah menular, dan PTM yang belakangan sudah 100 persen," tutup Erlina.
Diketahui, data IDAI mengungkapkan per 24 Januari 2022 jumlah pasien Covid-19 anak ada sebanyak 676 orang, lalu per 31 Januari 2022 meningkat menjadi 2.775 anak, dan terus melonjak hingga per 7 Februari 2022 menjadi 7.990 anak.
Baca Juga: Sejumlah Negara Bagian di AS Mulai Cabut Aturan Wajib Pakai Masker, CDC Beri Tanggapan Begini