Munarman Disebut Rajin Salat usai Bertemu Ustaz Fauzan, Pieter Ell: Tidak Benar, Saya Kenal Beliau dan Tinggal Seatap

Rabu, 09 Februari 2022 | 15:40 WIB
Munarman Disebut Rajin Salat usai Bertemu Ustaz Fauzan, Pieter Ell: Tidak Benar, Saya Kenal Beliau dan Tinggal Seatap
Aziz Yanuar (kiri) dan Pieter Ell (Kanan), tim pengacara terdakwa kasus terorisme Munarman saat jeda sidang di PN Jaktim. Munarman Disebut Rajin Salat usai Bertemu Ustaz Fauzan, Pieter Ell: Tidak Benar, Saya Kenal Beliau dan Tinggal Seatap. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim kuasa hukum Munarman membantah pernyataan saksi yang menyatakan jika klienya makin rajin salat usai bertemu Ustaz Fauzan Al Anshory. Keterangan itu disampikan saksi berinsial AH dalam sidang lanjutan kasus tindak pidana terorisme di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (9/2/2022) hari ini.

AH merupakan eks pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) cum narapidana terorisme. Dalam perkara tindak pidana terorisme, untuk identitas mulai dari perangkat persidangan maupun para saksi harus dijaga kerahasiaan sebagaimana Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2019.

"Itu tidak benar, dia baru kenal Pak Munarman itu 2002 saya kenal ini lebih lama dari pada beliau saksi tadi, saya sebelum 2002 sudah kenal Munarman," ungkap Pieter Ell selaku kuasa hukum Munarman saat jeda persidangan.

Pieter Ell bahkan mengaku pernah tinggal satu atap dengan eks Sekretaris Umum FPI tersebut. Meski berbeda keyakinan, dia mengakui jika Munarman sejak dulu sudah menjalankan kewajiban salat.

Baca Juga: Tak Hadiri 2 Acara Baiat ISIS Berkedok Seminar, Kubu Munarman Sebut Keterangan Eks Pentolan MMI Aneh

"Dan kewajiban-kewajiban salat itu dilakukan lima waktu itu dengan benar. Saya ini tinggal satu atap dengan beliau, jadi saya tau persis," sambungnya.

Menurut Pieter, keterangan yang disampaikan AH bukan sebuah fakta dan terkesan hanya opini belaka. Dia menambahkan, pada faktanya, Munarman tidak seperti apa yang dinyatakan AH dalam persidangan.

"Jadi saksi tadi itu lebih banyak opini ya bukan fakta dan pendapat-pendapat pribadi ya faktanya gak seperti itu. Misalnya penilaian pribadi Pak Munarman itu saya bantah. Saya kenal beliau lebih lama bahkan seatap dan saya non-muslim," tutup dia.

Keterangan Napi Teroris

Pertemuan pertama antara AH dan Munarman terjadi pada medio 2002-2003. Saat itu, AH meminta Munarman untuk menjadi pengacara MMI dalam kaitannya dengan persidangan Abu Bakar Ba'asyir -- yang juga pimpinan tertinggi MMI.

Baca Juga: Gara-gara Disebut Dekat dengan Ustaz Pendukung ISIS, Begini Cara Munarman Cecar Napi Teroris di Sidang

JPU kemudian bertanya pada AH ihwal keterangan dalam BAP soal hubungan Munarman dengan Ustaz Fauzan Al Anshory -- sosok yang turut menjadi pembicara dalam seminar dengan tema "Mengukur Bahaya ISIS di Indonesia" di kampus IAIN Sumatra Utara (kini UIN) pada 5 April 2015 silam. 

Dalam jawabannya, AH mengaku jika pertemuannya pertama kali dengan Munarman, dia turut bersama Ustaz Fauzan Al Anshory. Kebetulan, pada saat itu Ustaz Fauzan turut menjabat sebagai Ketua Informasi dan Data MMI.

"Iya karena waktu saya pertama kali bertemu untuk meminta Pak Munarman sebagai pengacara di Majelis Mujahidin waktu itu, saya bersama Pak Fauzan Anshory almarhum," ucap AH.

"Perkenalan atau hubungan terdakwa dengan Fauzan Al Anshory, bisa dijelaskan?" sambung JPU.

"Setelah itu saya dan Pak Fauzan terus berlanjut karena kami ingin agar Pak Munarman ini menjadi tim advokasi di Majelis Mujahidin, khususnya Majelis Mujahidin Jakarta. Terus ada pertemuan yang intensif untuk hal-hal tersebut," beber AH.

Hubungan Munarman-Fauzan Al Anshory

Singkat kata, JPU langsung bertanya soal hubungan antara Munarman dengan Fauzan Al Anshory. Kepada AH, JPU bertanya, apakah Munarman juga terus intens bertemu dengan Fauzan Al Anshory atau tidak.

"Saudara pernah lihat terdakwa bertemu dengan Fauzan Anshory?" tanya JPU.
"Pernah," jawab AH.

"Tahun berapa, dan di mana?" tanya JPU.

"Ketika saya bertemu di Kebayoran Lama di kantor Majelis Muhajidin Jakarta dan karena kita mengawal kasus supaya MMI tidak terlibat, ya bertemulah untuk keperluan itu," ucap AH.

"Setelah itu, apa yg saksi ketahui antara ustaz fauzan dengan terdakwa, apakah ada ketertarikan yang sama terhadap satu hal? Misalnya membicarakan terkait daulah?" tanya JPU.

AH mengaku tidak mengetahui secara rinci. Kepada JPU, dia mengaku setelah keluar dari MMI dan membentuk Jamaah Ansharut Tauhid, pertemuan dengan Fauzan Anshory tidal terjadi lagi.

"Kemudian saya bersama yang lain membentuk Jamaah Ansahrut Tauhid, Pak Fauzan tidak berada di situ, tapi belakangan Pak Fauzan ikut di dalam mengkampanyekan daulah ISIS itu," ucap AH.

Tidak sampai situ, JPU kembali bertanya, apakah ada perubahan dalam diri Munarman setelah bertemu dengan Fauzan Al Anshory. AH mengatakan, setelah bertemu dengan Fauzan Al Anshory, Munarman makin rajin salat dan tertarik mengikuti kajian-kajian keislaman.

"Kalau bicara perubahan, memang saya lihat ada perubahan di awal ketika pertama bertemu. Kemudian akhirnya Pak Munarman menjadi orang yang rajin salat kemudian juga berusaha ikut kajian-kajian keislaman," papar AH.

Diketahui, dalam acara dengan tema "Mengukur Bahaya ISIS di Indonesia" di kampus IAIN Sumatera Utara (kini UIN) pada 5 April 2015 silam, Munarman turut menjadi pembicara. Dia menjadi pembicara bersama Ustaz Fauzan Al Anshory dan H -- anggota Polda Sumatera Utara bidang Binmas waktu itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI