Setelah menerima berbagai masukan, pada saat itu Doni akhirnya mau maju sebagai calon ketum PPAD.
"Semuanya mengatakan bapak terima saja agar ini adalah bagian daripada pengabdian dan perjuangan lebih lanjut setelah tidak lagi menjadi prajurit TNI itu. Jadi pada akhirnya saya memilih menerima itu," jelasnya.
Kalau bisa dibilang, Doni tidak bisa menolak tawaran untuk menjadi orang satu di PPAD. Pasalnya, ia mendapatkan pesan dari ketum sebelumnya yakni Letjen TNI (Purn) Kiki bahwa ada persoalan purnawirawan yang belum menemukan solusinya.
Persoalan yang dimaksud ialah soal kesejahteraan. Doni menyebut gaji seorang purnawirawan itu sekitar Rp 4 hingga 6 juga sesuai dengan pangkat. Ia mengakui kalau gaji tersebut tidak akan mencukupi kebutuhan.
Karena itu, Doni mau menjadi Ketum PPAD dengan program utamanya ialah soal kesejahteraan. Di tangannya, Doni akan menggerakan purnawirawan PPAD untuk bisa berwirausaha sehingga kesejahteraannya bisa terjamin.
"Nah, kita mendorong mereka untuk bisa mencari sebuah cara agar bisa menghidupi dirinya agar sejahtera dan juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Sedangkan yang perwira itu usia pensiun 58 tahun dan tetap itu juga masih cukup energik, masih punya potensi untuk berkarya kepada negara, kepada bangsa lewat dunia usaha."