Luhut Dinilai Tidak Sopan, Jokowi Ditantang Beri Sanksi Tegas

Rabu, 09 Februari 2022 | 14:49 WIB
Luhut Dinilai Tidak Sopan, Jokowi Ditantang Beri Sanksi Tegas
Luhut menatap HP di tengah sambutan Jokowi (twitter.com/brammasro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua KNPI Haris Pertama menanggapi soal video viral yang memperlihatkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato.

Dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, kejadian itu terjadi saat Jokowi melakukan kunjugan kerja dan meresmikan kawasan Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022) lalu.

Di belakang Jokowi tampak terlihat Luhut yang berdiri sambil asyik menerima telepon.

Video tersebut langsung menuai respon dan tanggapan publik. Salah satunya, Haris Pertama.

Baca Juga: Dijamin Aman! Presiden Jokowi Undang Investor Berinvestasi di Tanah Air

Haris menilai yang dilakukan Luhut seperti orang yang tidak memiliki etika dan sopan santun.

"Melihat foto ini saya langsung ingin mengatakan bahwa Opung tidak punya etika dan sopan santun," ujarnya, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (9/2/2022).

Lebih lanjut, Haris memberikan pandangannya mengenai sikap Luhut tersebut.

"Saat pak Presiden Jokowi berpidato harusnya semua pihak yang ada di area sana mendengarkan bukannya malah sibuk menelepon," ujarnya.

Iapun kemudian meminta Presiden Jokowi memberikan sanksi tegas.

Baca Juga: Menko Marves Luhut Pandjaitan Minta Ini ke Hotel dan Restoran

"Pak Presiden Jokowi harusnya memberikan sanksi tegas," imbuhnya.

Sebelumnya, Faldo Maldini ikut memberikan respon terkait video tersebut.

"Kalau tidak senang sama Pak Luhut, pasti semuanya bisa jadi masalah. Kami sering hadapi kasus begini," ujar Faldo.

Faldo meminta publik tidak persoalkan hal-hal kecil. Dia menyebut saat ini pemerintah sedang bekerja keras atasi lonjakan Omicron.

"Kita ini sedang mencoba kembali berlari kencang, meskipun masa pandemi belum usai. Ayo fokus ke substansi. Kebijakan apa yang butuh peningkatan dan diskusi mendalam, itu jauh lebih penting sekarang, kita ingin semuanya menerima manfaat dari kebijakan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI